Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wacana Indonesia Ekspor Beras Dinilai Berisiko Tinggi

Pengamat Pertanian AEPI Khudori menilai wacana Indonesia untuk mengekspor beras terlalu berisiko di tengah situasi saat ini.
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Buruh mengangkut karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) menilai situasi saat ini belum mendukung Indonesia untuk mengekspor beras.

Hal tersebut disampaikan Pengamat Pertanian dari AEPI Khudori sekaligus menanggapi pernyataan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang mengungkap soal rencana Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia.

“Situasinya masih amat riskan kalau Indonesia gegabah mengekspor beras ke Malaysia,” kata Khudori kepada Bisnis, dikutip Kamis (24/4/2025).

Khudori menuturkan, Indonesia dalam 3-4 bulan ini memang mengalami surplus beras. Kendati begitu, surplus itu terjadi karena Maret-April 2025 merupakan musim panen raya.

Dia memperkirakan produksi beras pada Juli dan seterusnya akan melandai, dan bahkan produksi biasanya rendah pada 3 bulan terakhir jelang pergantian tahun.

“Surplus saat ini itu penting untuk menutup kebutuhan pada saat produksi rendah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Khudori menyebut bahwa surplus atau tidak, harus dihitung selama setahun penuh. 

Dia mengatakan, produksi beras tahun ini memang diperkirakan lebih baik dari tahun lalu, mengingat pada 2024, Indonesia mengalami defisit. Rendahnya produksi pada 2024, kata dia, terjadi lantaran pada 4 bulan pertama, Indonesia dilanda fenomena cuaca El-Nino. 

Sementara itu, lanjut Khudori, cuaca tahun ini dipastikan normal dan semua sumber daya seperti sumber daya manusia (SDM) dan anggaran difokuskan ke penanaman padi sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dalam negeri.

Namun demikian, Khudori belum dapat memastikan apakah produksi beras tahun ini dapat menyamai produksi 2018 yang mencapai 33,94 juta ton.

“Dugaan saya sulit. Tahun lalu produksi beras hanya 30,62 juta ton, sementara konsumsi 30,91 juta ton,” pungkasnya. 

Sebelumnya, Mentan Amran mengungkap rencana Malaysia untuk mengimpor beras dari Indonesia, lantaran stok yang kurang hingga tingginya harga beras di negara tersebut.

“[Soal pertemuan dengan Malaysia] menarik, tadi menanyakan apa bisa kami [Malaysia] impor beras dari Indonesia?” kata Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementan, Selasa (22/4/2025). 

Menanggapi permintaan tersebut, Amran menyebut bahwa Indonesia untuk sementara waktu belum bisa mengekspor beras. Pasalnya, Indonesia saat ini fokus menjaga stok beras dalam negeri.

“Saya katakan untuk sementara kami menjaga stok dulu. Kita lihat iklim, jangan sampai tidak bersahabat,” ujarnya. 

Sementara itu, Amran memperkirakan stok beras dalam negeri dapat mencapai 4 juta ton pada Mei 2025. Amran mengatakan, perkiraan tersebut datang dari stok beras yang ada saat ini, yang telah mencapai sekitar 3,3 juta ton dan juga perkiraan stok pada awal Mei 2025 sekitar 3,5 juta ton - 3,7 juta ton. 

“Kemungkinan di Mei itu masuk 4 juta ton,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper