Bisnis.com, JAKARTA — Freeport-McMoRan Inc (FCX) mencatat belanja modal untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) mencapai US$800 juta atau sekitar Rp13,46 triliun (asumsi kurs Rp16.834) pada kuartal I/2025.
Secara rinci, jumlah belanja itu terdiri dari US$600 juta untuk proyek pertambangan besar. Sementara, US$200 juta untuk pembangunan smelter baru dan fasilitas pemurnian logam mulia (PMR).
Sedangkan, secara total belanja FCX mencapai US$1,2 miliar atau sekitar Rp20,19 triliun.
Presiden dan CEO FCX Kathleen Quirk mengatakan, pihaknya tetap waspada dalam upaya mengurangi biaya meningkatkan efisiensi, dan mengelola pengeluaran operasional, administratif, serta modal dengan cermat dalam lingkungan ekonomi makro yang tidak menentu ini.
"Freeport memiliki posisi yang baik untuk masa depan dengan produksi tembaga, emas, molibdenum dalam skala besar, " kata Quirk melalui keterangan resmi, Jumat (25/4/2025).
Dia memperkirakan, belanja modal akan mencapai sekitar US$5 miliar atau sekitar Rp84,12 triliun untuk sepanjang tahun ini. Jumlah ini terdiri dari US$2,8 miliar untuk proyek pertambangan besar dan US$600 juta untuk fasilitas pemrosesan hilir baru PTFI.
Baca Juga
Adapun arus kas operasi mencapai total US$1,1 miliar, setelah dikurangi $0,3 miliar untuk modal kerja dan penggunaan lainnya pada kuartal pertama 2025.
Arus kas operasi diperkirakan akan mencapai sekitar US$7,0 miliar untuk 2025. Ini termasuk US$200 juta dari modal kerja dan sumber lainnya, berdasarkan pencapaian volume penjualan dan estimasi biaya saat ini.
Di sisi lain, total utang konsolidasian mencapai US$9,4 miliar atau Rp158,13 triliun per 31 Maret 2025. Sementara, kas serta setara kas konsolidasian mencapai US$4,4 miliar.
Sedangkan, utang bersih mencapai US$1,5 miliar. Ini tidak termasuk US$3,2 miliar utang untuk fasilitas pemrosesan hilir baru milik PTFI per 31 Maret 2025.