Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos PTFI: Negosiasi Pemerintah Tambah Saham 10% Masih Berlanjut

Negosiasi penambahan saham 10% Indonesia di PT Freeport Indonesia masih berlanjut. Bagaimana progres diskusi antara pemerintah dan Freeport-McMoran?
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025)/Bisnis-Dany Saputra.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025)/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas menyebut proses diskusi mengenai penambahan saham Indonesia sebesar 10% pada perusahaan tersebut masih berlanjut. 

Untuk diketahui, pemerintah Indonesia melalui Holding BUMN MIND ID bermaksud untuk menambah kepemilikan saham pada PTFI sebesar 10%, setelah saat ini memiliki mayoritas saham yaitu 51,2%. 

"Masih dalam tahap diskusi," ujar Tony kepada wartawan saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/7/2025). 

Tony enggan memerinci lebih lanjut ihwal progres negosiasi dengan Freeport-McMoran, Inc. Meski demikian, dia memastikan diskusi masih berlanjut walaupun belum ada target kapan rampungnya. 

"Masih diskusi, masih diskusi lebih lanjut. Belum tahu [targetnya kapan]," paparnya. 

Untuk diketahui, Indonesia tengah berencana untuk menambah kepemilikan saham di PTFI sebesar 10%, yakni menjadi 61%. Sebagai gantinya, Freeport nantinya akan mendapatkan perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) selepas 2041. 

Sehari sebelumnya, Prabowo telah  memanggil Direktur Utama MIND ID Maroef Sjamsoeddin, Selasa (29/7/2025). 

Maroef menyatakan bahwa Prabowo memberikan arahan untuk memperkuat tata kelola dan meningkatkan produktivitas perusahaan tambang nasional.  

Menurut Maroef, Presiden menekankan pentingnya menjaga dan mengelola kekayaan alam nasional, terutama sektor mineral dan batu bara, sebagai salah satu sumber daya strategis jangka panjang.  

"[Presiden menekankan] tata kelola dan tingkatkan produktivitasnya. Karena satu-satunya kekayaan alam yang bisa kita andalkan ke depan adalah mineral dan batu bara,” ujarnya usai bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Selasa (29/7/2025).  

Saat ditanya apakah pertemuan tersebut juga membahas divestasi saham PT Freeport Indonesia, Maroef memastikan tidak ada pembahasan mengenai hal itu. 

Kendati demikian, dia menyebut proses divestasi masih berjalan sesuai kesepakatan yang diteken sejak 2018. 

“Masih kan, masih cukup panjang [prosesnya], tapi itu memang perjanjian sudah dari 2018,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro