Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap 5 fokus Indonesia dalam negosiasi tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat (AS) terhadap produk dalam negeri. Dalam aturan tarif yang sedang ditunda dalam 90 hari ke depan, produk dari Indonesia akan dikenai tambahan tarif dasar impor 10% dan resiprokal 32%.
Airlangga menyebut pihaknya telah bertemu dengan sejumlah menteri dalam pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, yakni Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Keuangan Scott Bessent, hingga Jamieson Greer dari United States Trade Representative (USTR).
Dia menuturkan, upaya pendekatan Indonesia telah diterima dan diapresiasi dengan sangat baik oleh pihak-pihak AS, yang mencakup Kementerian Perdagangan AS serta Kementerian Keuangan AS.
"Mereka semua membuka ruang dialog serta memberikan kesempatan untuk pembahasan teknis secara detail dalam dua minggu ke depan. Selain itu, juga terdapat momentum yang baik untuk mendorong reformasi struktural yang sekarang sedang dilakukan untuk mendorong perdagangan dan investasi," jelas Airlangga dalam sesi konferensi pers secara daring, Jumat (25/4/2025).
Dia mengatakan, kini Indonesia akan berupaya mendorong kerja sama perdagangan dan investasi yang lebih berimbang dengan AS.
Airlangga menyebut, tawaran yang diberikan Indonesia kepada Amerika Serikat untuk mewujudkan kerja sama tersebut sepenuhnya mengacu kepada kepentingan nasional dan dirancang untuk menjaga perimbangan, setidaknya pada lima manfaat. Pertama, memenuhi kebutuhan dan menjaga ketahanan energi nasional.
Baca Juga
Kemudian, kedua, memperjuangkan akses pasar Indonesia ke Amerika Serikat, khususnya dengan kebijakan tarif yang kompetitif bagi produk ekspor Indonesia. Ketiga, deregulasi untuk meningkatkan kemudahan berusaha, perdagangan, dan investasi yang akan menciptakan lapangan pekerjaan.
"Keempat, memperoleh nilai tambah dengan kerja sama supply chain atau rantai pasok industri strategis dan critical mineral. Terakhir adalah akses ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang, antara lain kesehatan, pertanian, dan renewable energy," katanya.
Secara keseluruhan, Airlangga menyebut pemerintah Amerika Serikat mengapresiasi strategi, pendekatan, serta proposal yang diusulkan oleh Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia dan AS telah menyetujui proses yang lebih intensif di tingkat teknis.
"Bahkan secara teknis sudah dipersiapkan lima sektor khusus untuk sejenis working group agar ada percepatan dalam pembahasan," katanya.
Selain itu, dia menyebut Indonesia telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) dengan USTR. Airlangga menyebut, hal itu berarti Indonesia sudah resmi masuk dalam fase negosiasi awal.
"Indonesia adalah salah satu dari 20 negara yang sudah memulai proses negosiasi awal," ujarnya.