Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 jadi Hanya 4,7%

World Bank menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi hanya 4,7% pada 2025, dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,1%.
Logo Bank Dunia di kantor pusat World Bank Group, Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis (13/4/2023). / Bloomberg-Samuel Corum
Logo Bank Dunia di kantor pusat World Bank Group, Washington DC, Amerika Serikat pada Kamis (13/4/2023). / Bloomberg-Samuel Corum

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Dunia atau World Bank merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,7%. Lalu, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2027 diperkirakan 4,8%.

Proyeksi terbaru itu tercantum dalam laporan East Asia and the Pacific Macro Poverty Oulook edisi April 2025 yang diterbitkan oleh Bank Dunia. Lembaga itu menyoroti ketidakpastian kebijakan global dan domestik yang memengaruhi kondisi perekonomian.

Berdasarkan laporan awal tahun ini, Bank Dunia masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 dan 2026 sebesar 5,1%. Namun, dalam laporan terbaru, proyeksi Bank Dunia direvisi dan ekonomi Indonesia 2025 diperkirakan hanya tumbuh 4,7%.

"Ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas akan memengaruhi nilai tukar perdagangan Indonesia dan kepercayaan investor. Meskipun sulit mengukur dampak penuh dari berbagai kebijakan yang sedang bergulir, pertumbuhan diperkirakan akan moderat menjadi rata-rata 4,8% selama 2025—2027," dikutip dari laporan World Bank pada Jumat (25/4/2025).

Bank Dunia juga memproyeksikan bahwa pada 2025 inflasi Indonesia akan mencapai 2,3%. Selain itu, neraca transaksi berjalan 2025 diperkirakan defisit 1,3%.

Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2025 diperkirakan mencapai 2,7% atau sesuai batas atas proyeksi pemerintah. Lalu, berdasarkan proyeksi Bank Dunia, rasio utang 2025 bisa mencapai 40,1%.

Bank Dunia menilai bahwa terlepas dari fondasi makroekonomi yang kuat, Indonesia mengalami perlambatan dalam pertumbuhan produktivitas. Hambatan struktural menghambat alokasi sumber daya yang lebih efisien ke sektor-sektor yang paling produktif, sehingga terjadi penurunan berkelanjutan dalam pertumbuhan produktivitas (total factor productivity growth), dari 2,3% menjadi 1,2% antara 2011 hingga 2024.

"Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia dapat mendorong reformasi efisiensi, termasuk melalui pendalaman sektor keuangan serta perbaikan iklim investasi, perdagangan, dan usaha," dikutip dari laporan Bank Dunia.

Rasio pendapatan terhadap PDB sebesar 12,7% pada 2024 membuat Indonesia mencatatkan angka terendah di antara negara-negara berpenghasilan menengah sejawat. Pendapatan pajak yang hilang diperkirakan mencapai 6,4% dari PDB. Menutup kesenjangan ini akan memperluas ruang fiskal untuk membiayai visi Indonesia Emas 2045.

"Risiko terhadap prospek ekonomi cenderung mengarah ke bawah. Ketidakpastian kebijakan perdagangan, lemahnya harga komoditas, serta ketidakpastian kebijakan domestik dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan," dikutip dari laporan World Bank.

Berikut Proyeksi Bank Dunia terhadap Ekonomi Indonesia 2025:

Proyeksi ekonomi Indonesia 2025 dari World Bank, berdasarkan laporan East Asia and the Pacific Macro Poverty Oulook edisi April 2025. / dok. Bank Dunia
Proyeksi ekonomi Indonesia 2025 dari World Bank, berdasarkan laporan East Asia and the Pacific Macro Poverty Oulook edisi April 2025. / dok. Bank Dunia


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper