Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah uang beredar di masyarakat per akhir Maret 2025 yang bertepatan dengan masa Ramadan dan awal Lebaran/Idulfitri tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,1% secara tahunan.
Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan yang relatif stabil dari bulan sebelumnya tersebut mencatatkan penambahan uang yang beredar di masyarakat sejumlah Rp155,3 triliun, menjadi Rp9.436,4 triliun.
Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan bahwa uang beredar dalam arti luas (M2) yang menjadi indikator likuiditas perekonomian tersebut terungkit oleh perkembangan uang beredar dalam arti sempit (M1).
“Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit sebesar 7,1% year on year/YoY dan uang kuasi sebesar 3,0% YoY,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip pada Sabtu (26/4/2025).
Untuk diketahui, M2 terdiri dari M1, uang kuasi, serta surat berharga selain saham yang diterbitkan BI dan bank yang dimiliki sektor swasta domestik.
Sementara M1 terdiri dari uang kartal (uang kertas) di luar bank umum dan BPR, giro rupiah (termasuk uang elektronik), serta tabungan rupiah ditarik sewaktu-waktu.
Denny menjelaskan perkembangan M2 pada Maret 2025 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih.