Bisnis.com, JAKARTA — Laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dari sektor industri terpantau melandai sejak 2023. Padahal, lapangan usaha ini menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi.
Bank Dunia atau World Bank dalam laporan terbarunya, Macro Poverty Outlook (MPO) for East Asia and Pacific edisi April 2025, meramalkan pertumbuhan sektor industri hanya mencapai 3,8% pada 2025, lebih rendah dari estimasi 2024 yang sebesar 5,2%.
Proyeksi tersebut nyatanya sama dengan realisasi pertumbuhan PDB industri pada 2019 yang saat ini juga berada di angka 3,8%.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, yakni Industri tumbuh 4,43% pada 2024 (angka sangat sementara).
Angka tersebut lebih rendah dari realisasi 2023 yang tumbuh sebesar 4,64% maupun pada 2022—kala itu ekonomi mulai pulih dari Covid-19—yang mencapai 4,89%.
Secara terperinci, pertumbuhan tertinggi pada 2024 berasal dari industri logam dasar sebesar 13,34%. Realisasi itu bahkan lebih rendah daripada tahun sebelumnya yang mencapai 14,17% maupun pada 2022 yang berada di level 14,8%.
Baca Juga
Sementara industri yang cukup tertekan pada tahun lalu adalah industri alat angkutan yang pertumbuhannya negatif 2,1%. Berbanding terbalik dengan 2023 yang tumbuh hingga 7,63%.
Secara umum, proyeksi melambatnya sektor industri tersebut turut tercermin dalam data Prompt Manufacturing Index (PMI) Bank Indonesia.
Tren penurunan kinerja dari Industri Furnitur diperkirakan akan berlanjut pada kuartal II/2025, menuju zona kontraksi di level 47,8% dari 52,95% pada kuartal I/2025.
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi—yang hasil outputnya menjadi komoditas ekspor unggulan ke Amerika Serikat—masih di level kontraksi sebesar 49,27% pada kuartal I/2025. Kontraksi yang lebih dalam diperkirakan terjadi pada kuartal berikutnya, menjadi 46,5%.
Meski demikian, secara umum kinerja industri pengolahan diperkirakan tetap terjaga pada fase ekspansif di level 51,92%.
Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan pelemahan terlihat pada sejumlah indikator lapangan usaha, selain dipicu kebijakan tarif dari Presiden AS Donald Trump yang mengganggu perdagangan global.
“Kalau proyeksi indikator-indikator ini menurun maka ada sinyal perlambatan pada sektor riil, seperti pada manufaktur, hal ini salah satunya disebabkan karena melambatnya indikator dari sisi konsumsi [daya beli],” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (27/4/2025).
Di samping daya beli, akses dan kepastian pasar sebagai aspek penting yang diperlukan industri juga tertekan.
Heri juga melihat faktor-faktor lain seperti input produksi industri turut dalam kondisi yang kurang kompetitif, termasuk biaya energi, logistik, dan perpajakan.
“Berbagai faktor pendukung yang memengaruhi industri sedang dalam kondisi yang kurang mendukung,” lanjutnya.
Adapun, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri manufaktur nasional sebagai motor penggerak ekonomi sebesar 7,29% untuk tahun ini.
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2020
2019 | 2020 | 2021 | 2022 | 2023* | 2024** | |
---|---|---|---|---|---|---|
Industri Pengolahan/Manufacturing | 3,8 | -2,93 | 3,39 | 4,89 | 4,64 | 4,43 |
Industri Batubara dan Pengilangan Migas | -1,11 | -6,81 | 0,57 | 3,72 | 4,16 | 1,04 |
Industri Makanan dan Minuman | 7,78 | 1,58 | 2,54 | 4,9 | 4,47 | 5,9 |
Industri Pengolahan Tembakau | 3,36 | -5,78 | -1,32 | -2,34 | 4,8 | 3,49 |
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi | 15,35 | -8,88 | -4,08 | 9,34 | -1,98 | 4,26 |
Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki | -0,99 | -8,76 | 7,76 | 9,36 | -0,34 | 6,83 |
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus; dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan, dan Sejenisnya |
-4,55 | -2,16 | -3,71 | 0,59 | 1,2 | 2,79 |
Industri Kertas dan Barang dari Kertas | 8,86 | 0,22 | -2,89 | 3,71 | 4,52 | 2,61 |
Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional | 8,48 | 9,39 | 9,61 | -,69 | 0,11 | 5,86 |
Industri Karet; Barang dari Karet dan Plastik | -5,5 | -5,61 | 1,08 | -4,1 | -3,63 | 1,75 |
Industri Barang Galian bukan Logam | -1,03 | -9,13 | 0,89 | -2 | 4,11 | -0,6 |
Industri Logam Dasar | 2,83 | 5,87 | 11,5 | 14,8 | 14,17 | 13,34 |
Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik |
-0,51 | -5,46 | -1,62 | 6,71 | 13,67 | 6,16 |
Industri Mesin dan Perlengkapan | -4,13 | -10,17 | 11,43 | 11,37 | -0,03 | -0,42 |
Industri Alat Angkutan | -3,43 | -19,86 | 17,82 | 10,67 | 7,63 | -2,1 |
Industri Furnitur | 8,35 | -3,36 | 8,16 | -1,99 | -2,04 | 2,07 |
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan |
5,17 | -0,88 | -1,64 | 6,08 | -2,1 | 3,54 |
Sumber: BPS
*angka sementara
**angka sangat sementara