Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas Ungkap Penyebab Harga Telur & Daging Ayam Anjlok, Ini Biang Keroknya

Bapanas mengungkap biang kerok turunnya permintaan konsumen menjadi salah satu pemicu anjloknya harga telur dan daging ayam di dalam negeri.
Pedagang merapikan telur ayam ras di salah satu gerai di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang merapikan telur ayam ras di salah satu gerai di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut, turunnya permintaan konsumen menjadi salah satu pemicu anjloknya harga telur dan daging ayam di dalam negeri.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, kebutuhan akan telur dan daging ayam biasanya akan melonjak pada momentum hari raya seperti Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan Lebaran, yang diikuti dengan naiknya harga dua komoditas ini di pasaran.

“Setelah itu biasanya turun kebutuhannya. Pada saat kebutuhan turun, maka hasilnya akan turun,” kata Arief saat ditemui di Kantor Bapanas, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).

Melansir data Panel Harga Bapanas, Selasa (29/4/2025), pukul 15.38 WIB, harga daging ayam ras di tingkat konsumen secara rata-rata nasional berada di level Rp34.263 per kilogram (kg) atau di bawah HAP yang ditetapkan pemerintah Rp40.000 per kg.

Harga telur ayam ras saat ini secara rata-rata dipatok sebesar Rp29.171 per kg atau di bawah HAP nasional yang ditetapkan sebesar Rp30.000 per kg.

Di tingkat produsen, harga ayam ras pedaging hidup secara rata-rata dibanderol sebesar Rp19.553 per kg, di bawah HAP nasional sebesar Rp25.000 per kg.

Sementara, untuk telur ayam ras berada di level Rp24.820 per kg hari ini, atau di bawah HAP nasional yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp26.500 per kg.

Arief menyampaikan, pihaknya akan terus memantau perkembangan harga telur dan daging ayam di dalam negeri. Menurutnya, penurunan harga di kisaran 5-10% masih tergolong wajar.

“Makanya kita bicara range di sekitar 5-10%. Kalau harga yang dibutuhkan Rp28.000-Rp30.000 [per kg], angka 26-27 masih acceptable,” ujarnya.

Namun demikian, pemerintah telah melakukan serangkaian upaya untuk menyerap telur dan daging ayam lokal. Salah satunya, dengan menghubungkan langsung para peternak dengan Badan Gizi, sebagai lembaga yang menyelenggarakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sejalan dengan hal itu, Bapanas juga telah meminta Badan Gizi dan beberapa institusi lainnya untuk membeli cold storage untuk memperpanjang umur simpan dan menjaga kualitas produk yang diserap. 

“Makanya kita harus persiapkan hulu sama hilirnya bersamaan, bersama badan pangan. Saya juga meminta Prof Dadan dan beberapa institusi, sudah mulai membeli cold storage,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper