Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog mencatat stok beras yang dimiliki telah mencapai 3.306.486 ton sampai dengan 28 April 2025. Mayoritas berada di Jawa Timur.
Hal itu disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Novi Helmy Prasetya dalam Rapat Dengar Pendapat (RPD) dengan Komisi VI di Kompleks Senayan, DPR, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
”Kondisi stok beras kita saat ini sejumlah 3.306.486 ton [sampai dengan 28 April 2025]. Ini juga pada bulan yang sama ini merupakan juga stok yang terbaik,” kata Novi.
Jika ditelisik berdasarkan titik wilayah, Jawa Timur menjadi provinsi dengan stok beras terbesar yang mencapai 734.520 ton. Diikuti, sebanyak 476.245 ton stok beras di Jawa Barat, 451.805 ton stok beras di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar), dan sebanyak 348.171 ton stok beras di DKI Jakarta—Banten.
Selain stok beras, Novi menyampaikan Bulog juga memiliki stok komoditi pangan lainnya, seperti tepung terigu sejumlah 112 ton dab minyak goreng sejumlah 7.588 kiloliter pada periode yang sama.
Bulog juga memiliki stok daging sapi sebanyak 4 ton, gula pasir sebanyak 6.853 ton, 3 ton telur, dan jagung PSO 101.497 ton yang tersebar di 26 kantor wilayah (kanwil).
Baca Juga
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa Bulog menyerap gabah beras petani dalam negeri sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) untuk stabilisasi harga di tingkat petani dan produsen di harga Rp6.500 per kilogram.
Kendati demikian, Novi mengaku bahwa saat ini ada beberapa gudang Bulog yang sudah penuh dengan stok pangan, terutama beras. Meski demikian, Bulog tetap menggandeng BUMN atau instansi lainnya yang bisa digunakan untuk mengamankan stok beras.
Pasalnya, dia menjelaskan gudang yang digunakan tidak boleh sembarang dan harus memenuhi standar, lantaran komoditas ini sangat rentan terkena hama.
“Bagi orang awam mungkin, ‘itu ada gudang kenapa gak ditaruh di situ’, tapi harus ada standarnya. Karena yang kita simpan itu nanti bapak-bapak kalau kunjungan kan ‘wah ini kenapa ada ini ada ini, Pak’,” terangnya.
Untuk itu, dia terus mengimbau agar Pimpinan Wilayah (Pinwil) dan Pimpinan Cabang (Pinca) menyewa gudang agar penyerapan gabah terus berjalan.
Berdasarkan catatan Bulog, kapasitas gudang yang ada di Bulog saat ini mencapai 4.929.760 ton, yang terdiri dari 3.255.898 ton gudang operasional Bulog, 1.161.490 ton gudang sewa dan filial, serta 512.372 ton yang termasuk dalam kategori broken space.
Adapun, broken space yang dimaksud antara lain penggunaan space untuk komoditi non-beras, penggunaan space untuk penyimpanan kemasan, penggunaan space untuk penyimpanan mesin atau cold storage, serta gudang dalam proses renovasi.