Bisnis.com, JAKARTA — Terjadi penurunan realisasi investasi dari sejumlah negara ke Indonesia pada kuartal I/2025, termasuk China dan Amerika Serikat. Kendati demikian, otoritas membantah ancaman tarif resiprokal yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump memberi dampak buruk ke iklim investasi di Indonesia.
Data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, 10 negara dengan realisasi nilai investasi terbesar di Indonesia pada kuartal I/2025 yaitu Singapura ($4,57 miliar), Hong Kong (US$2,22 miliar), China (US$1,75 miliar).
Kemudian Malaysia (US$1,03 miliar), Jepang (US$1,03 miliar), Amerika Serikat atau AS (US$802,16 juta), Korea Selatan (US$683,29 juta), Belanda (US$403,87 juta), Kepulauan Virgin Inggris (US$173,69 juta), dan Inggris (US$149,66 miliar).
Jika dibandingkan dengan realisasi kuartal sebelumnya maka tampak nilai investasi sejumlah negara dari daftar tersebut mengalami penurunan yaitu Singapura, China, Malaysia, AS, dan Belanda.
Pada kuartal IV/2024, nilai investasi dari Singapura mencapai US$5,71 miliar (turun US$1,14 miliar pada kuartal I/2025), China mencapai US$2,32 miliar (turun US$0,57 miliar), Malaysia mencapai US$1,52 miliar (turun US$0,49 miliar), AS mencapai US$874,7 juta (turun US$72,54 juta), dan Belanda mencapai US$841,2 juta (turun US$437,33 juta).
Di samping negara-negara itu, banyak negara lain yang nilai investasinya meningkat. Secara keseluruhan, Rosan memaparkan bahwa realisasi investasi senilai Rp465,2 triliun sepanjang Januari—Maret 2024.
Baca Juga
Realisasi tersebut memang mengalami pertumbuhan 15,9% secara tahunan (year on year/YoY).Kendati demikian, jika dibandingkan dengan realisasi investasi periode yang sama tahun lalu maka tampak perlambatan pertumbuhan.
Realisasi investasi mencapai Rp401,5 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh sebesar 22,1% (YoY). Artinya, pertumbuhan investasi tahun lalu lebih tinggi daripada tahun ini.
Geopolitik Tak Berpengaruh
Meski ada ancaman perlambatan ekonomi global di tengah eskalasi perang dagang antara AS dan China, Rosan percaya diri bahwa target realisasi investasi sebesar Rp1.905,6 triliun sepanjang tahun ini bisa tercapai.
Dia mengaku komitmen investasi dari asing masih terus masuk. Oleh sebab itu, pihaknya ingin memastikan agar komitmen investasi tersebut bisa terealisasi.
"Kami melihatnya dengan investasi yang sudah dikomitmenkan itu masih sangat baik, sangat besar. Yang paling penting buat kami bagaimana ya komitmen itu bisa menjadi implementasi," ujar Rosan di Kantor BKPM, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).
Bahkan, CEO BPI Danantara ini menjelaskan Indonesia bisa memanfaatkan situasi perang dagang AS-China. Dia mencontohkan, banyak komponen produk Apple yang diproduksi di China.
Usai Trump menaikkan tarif bea masuk produk-produk asal China, Rosan pun meyakini Apple akan mencari negara lain yang untuk memproduksi komponen produknya. Menurutnya, Indonesia bisa memanfaatkan potensi relokasi tersebut karena tarif yang dikenakan Trump ke Indonesia (32%) cenderung rendah dibandingkan yang dikenakan ke China (145%).
Dia mengklaim, Apple memang sudah berkomitmen meningkatkan investasinya di Indonesia. Rosan mengaku sudah berbicara dengan tiga vendor Apple yang berminat investasi di Indonesia.
"Oleh sebab itu, ini juga satu kesempatan, opportunity, yang kita coba gali lebih lanjut lagi, agar investasi ke Indonesia ini bisa lagi meningkat terutama di bidang-bidang teknologi," kata Rosan.