Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsensus Proyeksi Inflasi April 2025 oleh Ekonom, Turun atau Naik?

Konsensus ekonom memproyeksikan inflasi akan melandai secara bulanan tetapi meningkat secara tahunan, jelang pengumuman IHK periode April 2025 oleh BPS.
Pedagang menyortir cabai di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (16/3/2025). Bisnis/Abdurachman
Pedagang menyortir cabai di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Minggu (16/3/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Konsensus ekonom memproyeksikan inflasi akan melandai secara bulanan tetapi meningkat secara tahunan, jelang pengumuman Indeks Harga Konsumen alias IHK periode April 2025 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (2/5/2025) esok.

16 ekonom yang dihimpun Bloomberg memproyeksikan median atau nilai tengah IHK pada April 2025 berada di zona inflasi sebesar 1,02% secara bulanan atau month to month (MtM). Nilai tersebut menurun dibandingkan inflasi sebesar 1,65% MtM pada Maret 2025.

Adapun estimasi tertinggi sebesar 1,84% diberikan oleh Standard Chartered Bank Aldian Taloputra. Sementara estimasi terendah di angka -0,03% yang disampaikan oleh ekonom Trimegah Securities Fakhrul Fulvian.

Sementara secara tahunan atau year on year (YoY), 27 ekonom memproyeksi median IHK pada April 2025 berada di zona inflasi sebesar 1,5%. Nilai tersebut meningkat dibandingkan inflasi sebesar 1,03% YoY pada Maret 2025.

Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,62% YoY yang dikeluarkan oleh ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra. Sementara estimasi terendah di angka 0,6% oleh ekonom Barclays Bank Brian Tan.

Faktor Penyebab Inflasi

Kepala Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Josua Pardede memperkirakan tingkat inflasi mencapai 1,29% MtM pada April 2025. Menurutnya, secara historis tingkat inflasi memang kerap melambat usai periode Ramadan dan Idulfitri.

"Inflasi April 2025 didorong terutama oleh berakhirnya diskon tarif listrik untuk pelanggan pascabayar, serta berakhirnya diskon tiket pesawat dan tarif tol terkait perjalanan pulang kampung Idulfitri," jelas Josua kepada Bisnis, Kamis (1/5/2025).

Dia menjelaskan faktor-faktor itu berkontribusi lebih dari 1 poin persentase terhadap inflasi umum. Sejalan, penurunan harga bahan bakar non-subsidi diperkirakan juga mendorong meredam sebagian tekanan inflasi. 

Begitu juga inflasi harga pangan yang diperkirakan akan mereda seiring dengan berkurangnya permintaan pasca Ramadan dan Idulfitri. Kendati demikian, Josua melihat beberapa barang seperti bawang merah dan cabai merah, terus mengalami tekanan kenaikan harga akibat keterbatasan pasokan yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung di beberapa daerah.

"Secara kumulatif, IHK dari Januari hingga April 2025 diperkirakan akan mencerminkan tingkat inflasi sekitar 1,70% year to date," jelasnya.

Sementara secara tahunan, Josua memperkirakan tingkat inflasi naik menjadi 2,07% YoY pada April 2025. Menurutnya Inflasi inti tahunan diperkirakan akan terus meningkat, naik dari 2,48% YoY menjadi 2,50% YoY pada April 2025.

Dia melihat kenaikan tersebut didorong oleh lonjakan harga emas dan pelemahan kurs rupiah akibat meningkatnya ketidakpastian akibat ketegangan perang dagang yang meningkat.

Ke depan, Josua memperkirakan tingkat inflasi akan tetap berada dalam rentang target Bank Indonesia sebesar 1,5%—3,5% pada akhir 2025. 

Dia pun melihat potensi Bank Indonesia menurunkan suku bunga cuan sebesar 50 basis poin untuk sisa tahun ini apabila ketidakpastian global telah mereda dan rupiah mulai stabil. Apalagi, muncul kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat perang dagang sehingga memperluas ruang untuk penurunan suku bunga.

"Kami terus memperkirakan tingkat inflasi akan naik menjadi sekitar 2,33% pada akhir 2025, naik dari 1,57% pada akhir 2024," tutup Josua.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper