Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan total produksi beras sementara pada semester I/2025 mampu mencapai 18,76 juta ton beras.
Berdasarkan Berita Resmi Statistik BPS, dikutip pada Sabtu (3/5/2025), produksi beras dalam negeri diperkirakan naik sebanyak 1,89 juta ton beras atau 11,17% dibandingkan produksi beras pada Januari–Juni 2024 yang hanya sebanyak 16,88 juta ton beras.
Secara terperinci, produksi beras dalam negeri diperkirakan mencapai 1,24 juta ton beras pada Januari 2025, 2,23 juta ton beras pada Februari 2025, dan 5,14 juta ton beras pada Maret 2025.
Kemudian, produksi beras pada April–Mei 2025 masing-masing diperkirakan mencapai 5,3 juta ton dan 2,63 juta ton. Serta, sebanyak 2,22 juta ton beras pada Juni 2025.
Jika ditinjau menurut provinsi, produksi beras dalam negeri tertinggi sepanjang Januari–Juni 2025 berasal dari Jawa Timur. Wilayah ini mampu memasok 19,27% dari total perkiraan produksi sepanjang paruh pertama tahun ini.
Berdasarkan data BPS, produksi beras di Jawa Timur diperkirakan mencapai 3,61 juta ton beras, atau naik 12,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 3,21 juta ton beras.
Baca Juga
Produksi terbesar kedua berasal dari provinsi Jawa Tengah dengan perkiraan produksi beras sebanyak 3,12 juta ton pada enam bulan pertama 2025. Angka ini naik 4,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,97 juta ton beras.
Berikutnya, sebanyak 2,88 juta ton beras diperkirakan akan berasal dari Jawa Barat, atau naik 9,73% dari periode Januari sampai Juni 2024.
Sumbangan produksi beras tertinggi tak hanya berasal dari pulau Jawa. BPS mengungkap Sulawesi Selatan diperkirakan akan mengalami kenaikan produksi beras sebesar 16,96% dari sebelumnya 1,21 juta ton beras pada Januari–Juni 2024 menjadi 1,41 juta ton beras sepanjang enam bulan pertama di tahun ini.
Sementara itu, Papua Pegunungan diperkirakan menjadi wilayah dengan produksi beras terendah dengan volume 47 ton. Namun angka ini melonjak 158,5% dibandingkan dengan semester I/2024 sebanyak 18 ton.
Di sisi lain, data BPS juga menunjukkan bahwa wilayah dengan produksi beras yang terkontraksi paling dalam adalah Papua, yakni sebesar 73,11% dari 1.627 ton beras menjadi 437 ton beras.