Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap tingkat literasi keuangan laki-laki lebih tinggi apabila dibandingkan dengan perempuan. Hal tersebut berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang diumumkan oleh OJK bersama Badan Pusat Statistik (BPS).
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan indeks literasi keuangan laki-laki dan perempuan adalah masing-masing sebesar 67,32% dan 65,58%.
“Sedangkan, indeks inklusi keuangan laki-laki dikatakan sebanding dengan perempuan, yakni masing-masing 80,73% dan 80,28%,” kata perempuan yang akrab disapa Kiki dalam keterangan resmi pada Jumat (4/5/2025).
Lebih lanjut, berdasarkan kelompok usia, kalangan muda dan usia produktif menunjukkan capaian tertinggi dalam literasi keuangan. Kelompok umur 26–35 tahun mencatat indeks literasi keuangan sebesar 74,04%, disusul kelompok 18–25 tahun 73,22%, dan 36–50 tahun 72,05%. Sementara itu, kelompok umur 15–17 tahun 51,68% dan 51–79 tahun 54,55% mencatat indeks terendah.
Dari sisi inklusi, kelompok umur 18-25 tahun memimpin dengan indeks 89,96%, disusul usia 26-35 tahun 86,10%, dan 36-50 tahun 85,81%. Kelompok 51-79 tahun dan 15-17 tahun berada di posisi terbawah dengan indeks masing-masing 66,88% dan 74,00%.
Perbedaan juga tampak jelas antara wilayah perkotaan dan perdesaan. Indeks literasi keuangan masyarakat kota mencapai 70,89% dan inklusi 83,61%, jauh melampaui daerah perdesaan yang masing-masing hanya 59,60% dan 75,70%.
Baca Juga
Tingkat pendidikan menjadi faktor dominan yang mempengaruhi literasi dan inklusi. Mereka yang menamatkan pendidikan tinggi mencatat indeks literasi keuangan 90,63% dan inklusi 99,10%. Sebaliknya, kelompok yang tidak atau belum pernah sekolah memiliki indeks literasi hanya 43,20% dan inklusi 56,95%.
Dari sisi profesi, pegawai/profesional mencatat indeks literasi 85,80% dan inklusi 95,11%. Kelompok pensiunan bahkan mencetak inklusi keuangan sempurna, 100%, meski literasi keuangannya sedikit lebih rendah di angka 74,11%. Sementara itu, petani, peternak, nelayan, dan mereka yang belum bekerja mencatat indeks yang paling rendah di kedua kategori.
Adapun, indeks literasi dan inklusi keuangan nasional menunjukkan tren peningkatan positif. Indeks literasi keuangan tahun ini tercatat mencapai 66,46%, naik dari 65,43% pada 2024. Sementara itu, indeks inklusi keuangan melonjak menjadi 80,51%, dari sebelumnya 75,02%.