Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Pangkas Bunga Acuan di Tengah Gempuran Tarif AS

Bank Sentral China (PBOC) memangkas suku bunga acuan dan rasio giro wajib minimum di tengah gempuran tarif AS.
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg
Gedung Peoples Bank of China (PBOC) di Beijing, China, pada hari Senin, 12 Agustus 2024./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Sentral China (The People's Bank of China/PBOC) memangkas suku bunga acuan dan menurunkan rasio giro wajib minimum seiring dengan kebijakan pemerintah untuk mengamankan ekonomi di perang dagang jilid dua dengan AS.

Dilansir Bloomberg, Rabu (7/5/2025), Gubernur Pan Gosheng menyampaikan PBOC memangkas bunga seven-day reverse repurchase rate dari 1,5% menjadi 1,4%. Bank Sentral juga memangkas rasio giro wajib minimum sebanyak 0.5 percentage point.

Pengumuman tersebut muncul beberapa jam setelah China mengungkapkan akan mengadakan pembicaraan dagang pertamanya akhir pekan ini dengan pejabat AS sejak Donald Trump memberlakukan tarif 145%. Gubernur PBOC berbicara bersama Ketua Komisi Regulasi Sekuritas China Wu Qing dan kepala Administrasi Regulasi Keuangan Nasional Li Yunze.

Pemotongan bunga acuan akan mulai berlaku pada hari Kamis, dengan pengurangan rasio giro wajib minimum berlaku seminggu kemudian, kata PBOC dalam pernyataan terpisah.

Adapun, keputusan tersebut bertujuan agar bunga kredit makin rendah. Pemangkasan rasio giro wajib minimum akan melepaskan sekitar 1 triliun yuan (setara US$139 miliar) ke dalam likuiditas jangka Panjang.

Pan menegaskan kembali bahwa para pejabat Bank Sentral akan menerapkan kebijakan moneter yang cukup longgar demi menghasilkan likuiditas yang cukup dan memastikan pendanaan dengan biaya pembiayaan yang relatif rendah. "Pemotongan giro wajib minimum dapat meningkatkan stabilitas kewajiban bank," katanya.

PBOC terakhir kali menurunkan suku bunga kebijakan dan rasio giro wajib minimum pada bulan September 2024setelah Pan meluncurkan serangkaian langkah agresif untuk menahan perlambatan pertumbuhan ekonomi China.

"Ini bukan sekadar pelonggaran , tetapi juga langkah Beijing untuk meletakkan dasar bagi ketahanan, reformasi, dan pembalasan jika diperlukan," kata Charu Chanana, kepala strategi investasi untuk Saxo Markets di Singapura.

Selain itu, dia menilai keputusan tersebut bukan sekadar dorongan bagi likuiditas dan kredit. Fokus regulator pada teknologi, konsumsi, dan perawatan lansia menandakan dorongan yang lebih luas untuk mendukung pendorong struktural ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper