Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mulai Negosiasi Tarif Impor Trump, Ini Proposal Vietnam

Vietnam menyatakan keinginanya agar perusahaan-perusahaannya membeli lebih banyak impor AS bernilai tinggi dalam jumlah besar dan dengan kecepatan yang stabil.
Pekerja memproduksi kipas server di pabrik Asia Vital Components Co (AVC) di Hoang Dong Commune, Distrik Duy Tien, Provinsi Ha Nam, Vietnam, Selasa (1/10/2024)./Bloomberg-Linh Pham
Pekerja memproduksi kipas server di pabrik Asia Vital Components Co (AVC) di Hoang Dong Commune, Distrik Duy Tien, Provinsi Ha Nam, Vietnam, Selasa (1/10/2024)./Bloomberg-Linh Pham

Bisnis.com, JAKARTA - Vietnam menyatakan keinginanya agar perusahaan-perusahaannya membeli lebih banyak impor AS bernilai tinggi dalam jumlah besar dan dengan kecepatan yang stabil. 

Hal tersebut menegaskan kembali pernyataan pembukaan Vietnam pada pembicaraan perdagangan dengan Washington untuk menghindari tarif yang sangat tinggi.

Dalam pernyataan pemeritah Vietnam dikutip dari Bloomberg, Kamis (8/5/2025), Menteri perdagangan dan negosiator utama Nguyen Hong Dien, mendesak perusahaan-perusahaan, termasuk di bidang energi, pertambangan, telekomunikasi dan penerbangan, selama pertemuan di Hanoi untuk bersikap proaktif guna membantu perdagangan AS-Vietnam mencapai potensi besarnya.

Nguyen Hong Dien juga bertemu dengan Duta Besar AS untuk Vietnam, Marc Knapper, untuk mempromosikan proses negosiasi yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk mengatasi masalah ekonomi dan perdagangan bilateral saat ini.

Dalam pernyataannya, Vietnam mengatakan telah mengimpor pesawat, mesin, sistem transmisi daya, semikonduktor kelas atas, dan bahan baku AS senilai miliaran dolar dalam beberapa tahun terakhir.

Vietnam termasuk dalam kelompok negara yang membuka perundingan dagang dengan AS yang menghadapi beberapa tarif terberat yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump, yang bertujuan untuk menghidupkan kembali manufaktur yang dipindahkan ke luar negeri dalam beberapa dekade terakhir. 

Trump memberlakukan tarif sebesar 46% pada Vietnam pada tanggal 2 April, yang kemudian ditangguhkan selama 90 hari untuk memberi waktu bagi perundingan.

Sasaran utama Trump, China, juga merupakan mitra dagang utama bagi Vietnam tetapi telah menantang aksesnya ke wilayah lepas pantai yang diklaim kedua negara di Laut Cina Selatan. 

Surplus perdagangan Vietnam menyempit tajam pada April yang dapat menjadi indikasi awal dampak tarif AS yang lebih tinggi. Menurut data yang dirilis oleh Kantor Statistik Nasional Vietnam, surplus perdagangan pada April adalah US$577 juta, dibandingkan dengan US$1,64 miliar yang dilaporkan untuk Maret.

Pejabat AS akhir bulan lalu telah menyusun rencana untuk mengadakan negosiasi dengan sekitar 18 negara selama tiga minggu, menggunakan templat yang menjabarkan area-area umum yang menjadi perhatian untuk membantu memandu diskusi, termasuk mengenai tarif, hambatan non-tarif, perdagangan digital, keamanan ekonomi, dan masalah komersial.

AS mengalami defisit perdagangan hampir $124 miliar dengan Vietnam tahun lalu, menurut Perwakilan Dagang AS (USTR), yang merupakan defisit tertinggi ketiga setelah China dan Meksiko. 

Lonjakan perdagangan dalam beberapa tahun terakhir sebagian disebabkan oleh perusahaan-perusahaan yang meninggalkan Chia untuk menghindari perang dagang Trump selama masa jabatan pertamanya. 

Selain menjadi eksportir pakaian jadi yang besar, Vietnam juga telah menjadi basis manufaktur bagi perusahaan-perusahaan multinasional termasuk pemasok Apple Inc. dan Samsung Electronics Co.

Perwakila Perdagaga AS Jamieson Greer pada Maret lalu mengatakan kepada Nguyen Hong Dien di Washington bahwa Vietnam harus meningkatkan neraca perdagangan dan lebih membuka pasarnya, yang dijanjikan oleh pemerintah di Hanoi dengan menghapus tarif atas barang-barang AS dan membeli lebih banyak dari AS. 

Vietnam juga berjanji untuk memerangi penipuan perdagangan dan meningkatkan pemantauan asal produk.

AS menormalisasi hubungan dengan Vietnam pada 1995 setelah mencabut embargo perdagangan tahun sebelumnya, yang merupakan warisan konflik mereka yang berakhir pada 1973. 

Pada 2023 lalu, Presiden Joe Biden memperbarui hubungan tersebut menjadi "kemitraan strategis komprehensif", tingkat diplomatik tertinggi Hanoi dan yang telah digunakannya untuk India dan China.

Vietnam sebelumnya telah berupaya meningkatkan opsi ekspornya ke AS dengan mengajukan permohonan status "ekonomi pasar" dari regulator Washington. 

Permintaan tersebut ditolak Agustus lalu oleh Departemen Perdagangan karena para kritikus berpendapat bahwa pemerintah di Hanoi mengendalikan harga dan produksi serta mensubsidi perusahaan yang bersaing dengan perusahaan Amerika.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper