Bisnis.com, JAKARTA — Thailand mengajukan sejumlah proposal kepada Amerika Serikat untuk mendorong pembicaraan formal mengenai tarif resiprokal 36% dengan Presiden Donald Trump.
Proposal tersebut berisi tentang bagaimana Thailand berencana untuk meningkatkan impor dan mempromosikan investasi.
Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menyampaikan kepada para wartawan pada Selasa (13/5/2025) bahwa tawaran tersebut diajukan pekan lalu, dan para pejabat Thailand telah secara informal berhubungan dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (AS) dan beberapa menteri AS.
“Kami masih menunggu waktu yang tepat untuk memulai pembicaraan,” katanya, dilansir dari Bloomberg pada Selasa (13/5/2025).
Proposal Thailand ditujukan untuk secara bertahap mempersempit surplus perdagangan senilai US$46 miliar dengan AS dan memastikan tarif yang lebih rendah setelah pertemuan awal yang dijadwalkan pada akhir April 2025 ditunda tanpa batas waktu.
Para pejabat AS meminta Thailand untuk meninjau kembali beberapa masalah utama termasuk aturan sertifikat asal sebelum memasuki negosiasi tarif formal.
Baca Juga
Bangkok telah menyatakan akan mengurangi kesenjangan perdagangan dengan AS, pasar ekspor terbesarnya tahun lalu, dengan mengimpor lebih banyak gas alam dan komoditas pertanian Amerika termasuk jagung dan bungkil kedelai.
Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra juga menyatakan telah mendorong perusahaan-perusahaan Thailand untuk berinvestasi lebih banyak di AS untuk membantu menangkal rencana tarif Trump.
Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira menurutkan bahwa proposal-proposal ini akan membantu mengamankan pertemuan resmi dalam waktu dekat. Pemerintah Thailand telah memantau perkembangan pembicaraan tarif antara AS dan mitra-mitra Asia-nya yaitu Cina, Jepang, dan Korea Selatan.
Adapun, delegasi pejabat Thailand yang mengunjungi AS bulan lalu telah mendiskusikan rincian awal dengan kelompok-kelompok perdagangan AS tentang janji untuk membeli barang-barang Amerika dan berinvestasi di negara itu.
“Seharusnya akan ada tanggapan segera,” kata Pichai kepada wartawan.
Delegasi Thailand lainnya yang terdiri dari perusahaan-perusahaan besar Thailand dan kelompok-kelompok bisnis mengunjungi pertemuan tahunan Select USA Investment Summit untuk mencari peluang-peluang investasi.
Sementara Presiden Perwakilan Dagang Thailand Nalinee Taveesin yang memimpin delegasi tersebut menyampaikan bisnis Thailand dapat menginvestasikan setidaknya US$2 miliar di AS dalam waktu dekat.
Berbeda dengan Indonesia, yang telah mengajukan proposal seminggu setelah pengumuman tarif resiprokal tersebut. Di mana pemerintah menargetkan batas waktu 60 hari untuk pembahasan tarif dengan pihak AS.