Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China dan Inggris Rampung Nego Tarif Trump, Indonesia Harap Turut Kebagian Untung

Menurut Airlangga Hartarto, rampungnya pembahasan Inggris dan China dengan AS akan turut memudahkan langkah negosiasi Indonesia soal tarif Trump.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu (kanan) menyampaikan perkembangan hasil pertemuan dengan US Trade Representative (USTR) dan US Secretary of Commerce terkait tarif Trump, dalam konferensi pers pada Jumat (18/4/2025). / dok. Istimewa
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) bersama Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono (kiri) dan Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu (kanan) menyampaikan perkembangan hasil pertemuan dengan US Trade Representative (USTR) dan US Secretary of Commerce terkait tarif Trump, dalam konferensi pers pada Jumat (18/4/2025). / dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berharap langkah Indonesia dalam negosiasi tarif impor dengan Amerika Serikat semakin mudah usai China dan Inggris merampungkan perundingannya. 

“Kami menyambut baik hasil pembahasan yang selesai dengan Inggris dan China, sehingga memudahkan langkah-langkah bagi negara-negara lain. Dan Indonesia sekarang sedang bernegosiasi,” ujarnya saat ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (16/5/2025). 

Airlangga yang juga memimpin tim negosiasi Indonesia menyampaikan saat ini pemerintah masih terus melakukan tawar-menawar dengan Amerika Serikat (AS). 

Sebagai catatan, pemerintah Indonesia memang menargetkan negosiasi tarif resiprokal sebesar 32% dengan kurun waktu 60 hari atau akan rampung pada pertengahan Juni mendatang. 

Airlangga turut menyampaikan pihaknya masih mengikuti proses yang tengah berlangsung dan bersifat dinamis. 

“[Negosiasi] tentu ada kesamaan, ada perbedaan, itu biasa,” lanjutnya. 

Sejauh ini, tawaran yang diajukan pemerintah kepada AS masih sama dan terus berproses. Termasuk tawaran terkait deregulasi aturan pajak dan bea cukai, menambah impor dari AS untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, hingga menghapus kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). 

Meskipun demikian, Airlangga enggan menyampaikan perkembangan terkini terkait tawaran mana yang berlanjut maupun ditolak. Begitu pula dengan daftar tawaran dari AS kepada Indonesia yang dinegosiasikan. 

Perlu diingat, pemerintah telah menandatangani non-disclosure agreement (NDA) yang menjadi tanda awal negosiasi pada akhir kunjungan Airlangga di AS akhir bulan lalu.

Kesepakatan tersebut artinya kedua negara tidak menyampaikan secara detail kepada publik terkait hasil atau perkembangan dari proses negosiasi yang masih berlangsung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper