Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kopdes Merah Putih Disebut Akan Buka 2 Juta Lapangan Kerja di Perdesaan

Menko Zulhas menyebut keberadaan Kopdes Merah Putih berpotensi membuka lapangan kerja baru, khususnya di perdesaan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan pada saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut keberadaan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih berpotensi membuka lapangan kerja baru, khususnya di perdesaan.

Adapun, pemerintah akan membentuk 80.000 Kopdes Merah Putih yang rencananya akan diluncurkan pada 12 Juli 2025. Nantinya, satu Kopdes memerlukan 25 tenaga kerja, sehingga akan tercipta 2 juta lapangan kerja.

“Diharapkan minimal kalau [Kopdes] sudah terbentuk, maka di desa-desa itu akan tercipta 2 juta lapangan pekerjaan. Jadi orang desa tidak perlu lagi ke kota, nganggur, bahkan ikut jadi preman misalnya atau apa. Karena di desa-desa nanti akan tercipta lapangan pekerjaan,” kata Zulhas dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 di YouTube Kemendagri, Senin (19/5/2025).

Zulhas menuturkan pemerintah ingin agar desa bergerak aktif sehingga roda perekonomian di desa tumbuh dan berkembang melalui Kopdes Merah Putih, sehingga tercipta banyak lapangan kerja di desa.

Menurutnya, keberadaan Kopdes Merah Putih memiliki dua keuntungan, salah satunya desa bisa memiliki akses langsung kepada produsen alias memotong rantai pasok yang panjang, sehingga harga kebutuhan pokok yang diterima tak lagi mahal.

Di samping itu, Zulhas menuturkan desa juga bisa menikmati akses layanan perbankan dengan lebih mudah, termasuk kredit usaha rakyat (KUR) yang direkomendasi oleh Kopdes.

Kopdes Merah Putih ini nantinya akan bergerak di beberapa unit usaha inti yang terdiri dari logistik atau kendaraan untuk mengangkut barang dari desa ke kota, pun sebaliknya. Lalu, ada gudang untuk menampung hasil pertanian seperti gabah yang kemudian bisa disetor ke Perum Bulog.

“Nanti Kopdes itu akan menampung hasil gabah, dibeli, dapat untung, kemudian setor ke Bulog. Nanti bisa beli jagung, disetor ke Bulog, itu dapat untung. Jadi harus ada logistiknya,” ungkapnya.

Selain itu, Kopdes Merah Putih juga harus memiliki gudang atau cold storage, apotek desa, dan klinik desa. Adapun, pemerintah akan mengintegrasikan 54.000 unit klinik hingga apotek desa ke Kopdes Merah Putih.

“Jadi kalau kena salah makan, masuk angin, cukup diselesaikan obat-obatan di desa. Kalau berat, baru dia ke kota. Karena ongkosnya mahal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Zulhas menyampaikan untuk memotong rantai pasok yang panjang, maka Kopdes Merah Putih harus memiliki sembilan bahan pokok (sembako) yang terdiri dari minyak goreng, gula, dan kebutuhan lainnya.

Dia menyebut bahwa Perum Bulog maupun ID Food akan langsung mengirimkan kebutuhan sembako ke Kopdes Merah Putih guna mendapatkan harga yang terjangkau.

Selain itu, Kopdes Merah Putih juga akan melayani simpan pinjam. Namun, dia memastikan kejadian koperasi tutup yang pernah terjadi di Tanah Air tidak boleh terulang di Kopdes Merah Putih.

“Pengalaman-pengalaman yang lalu, diberi uang, minjam, nyimpannya tidak, terus biasanya satu tahun tutup. Pelajaran-pelajaran itu tidak boleh terjadi lagi. Simpan pinjam, tapi semuanya nanti, kita ada di koperasi itu BRI Link, ada BNI Link. Jadi tidak ada uang tunai. Semua masuk di perbankan,” terangnya.

Unit usaha Kopdes lainnya adalah menjadi agen pupuk, penyalur LPG/BBM bersubsidi, penyerapan gabah, agen BNI/BRI Link, sewa alat dan mesin pertanian (alsintan) seperti traktor. Kemudian, layanan pos/logistik hingga bisnis komoditas lokal unggulan.

Selain itu, Zulhas mengungkap Kopdes Merah Putih juga bisa menjadi penyalur bantuan pemerintah di desa.

“Jadi dari Mensos [Menteri Sosial] nanti cukup sampai Kopdes. Kopdes-lah nanti yang akan membagi bantuan-bantuan itu kepada masyarakat yang ada di desa,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper