Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN berbalik surplus Rp4,3 triliun pada akhir April 2025, setelah mengalami defisit sejak awal tahun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa surplus terjadi di tengah gejolak perekonomian global yang sangat menantang.
“Realisasi APBN hingga April 2025 menunjukkan kinerja yang positif, dengan surplus anggaran Rp4,3 trilun atau 0,02% PDB, keseimbangan primer positif Rp173,9 triliun, dan posisi kas surplus Rp283,6 triliun [SILPA],” ujarnya di DPR, Selasa (20/5/2025).
Dirinya menekankan bahwa APBN 2025 terus dijaga tetap responsif dan efektif untuk menstabilkan ekonomi sekaligus melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat.
Surplus tersebut berasal dari pendapatan negara mencapai Rp810,5 triliun atau 27% dari target APBN. Realisasi penerimaan terus menunjukkan tren penguatan, menunjukkan aktivitas ekonomi tetap terjaga di tengah gejolak global.
Meski demikian, capaian tersebut terkontraksi 12,4% secara tahunan (year on year/YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya, senilai Rp952,2 triliun.
Baca Juga
Terpantau kontraksi tersebut tertekan paling dalam pada Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang baru terkumpul Rp153,3 triliun atau -24,7% (YoY)—sebagaimana diketahui terjadi pengalihan dividen BUMN ke BPI Danantara.
Penerimaan pajak terkumpul Rp557,1 triliun, lebih rendah 10,7% dari April 2024 yang mencapai Rp624,2 triliun. Lalu, hanya penerimaan dari kepabeanan dan cukai yang mencatakan pertumbuhan positif sebesar 4,4% (YoY) dengan nominal terkumpul Rp100 triliun.
Dari sisi belanja negara telah terealisasi sejumlah Rp806,2 triliun atau 22,3% dari target APBN. Lagi-lagi, surplus terdorong belanja yang kontraksi 5,1%.
Terdalam, belanja Kementerian/Lembaga (K/L) turun dari Rp304,2 triliun pada April 2024 menjadi Rp253,6 triliun pada April 2025 lalu atau kontraksi 16,6%.
Adapun belanja non-K/L dan Transfer ke Daerah (TKD) masing-masing tekrumpul Rp293,1 triliun dan Rp259,4 triliun atau tumbuh 1,9% dan 0,7%.
Bendahara Negara tersebut menyampaikan bahwa realisasi tersebut tetap menunjukkan di tengah masa transisi, APBN 2025 tetap berfungsi optimal dalam pelaksanaan program prioritas yang sangat dirasakan oleh rakyat.
“APBN juga tetap optimal sebagai shock absorber yang menjaga stabilitas ekonomi, melindungi dunia usaha, dan menopang daya beli masyarakat,” ujar Sri Mulyani.