Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan posisi terkini postur APBN April 2025. Setelah mengalami defisit sejak awal tahun, APBN ternyata berbalik surplus.
Secara umum, realisasi pendapatan negara per April 2025 mencapai Rp810,5 triliun, turun 12,4% (year on year/YoY) dari April 2024 senilai Rp925,2 triliun. Adapun, belanja negara hingga akhir April 2025 mencapai Rp806,2 triliun atau turun 5,1% (YoY) dari April 2024 sebesar Rp849,3 triliun.
Alhasil, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus Rp4,3 triliun atau sebesar 0,02% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
APBN mencatatkan defisit sejak Januari 2025, sesuatu yang belum pernah terjadi lagi sejak 2021. Biasanya APBN masih mengalami surplus pada awal tahun, lalu mulai bergerak defisit saat realisasi belanja terakselerasi—hingga ditutup defisit sesuai desain kebijakan fiskal Tanah Air.
Sri Mulyani menyebut bahwa realisasi penerimaan negara menunjukkan tren penguatan. Lalu, realisasi belanja menunjukkan upaya pelaksanaan program prioritas hingga menjaga stabilitas ekonomi.
"Di tengah gejolak perekonomian global yang sangat menantang, APBN 2025 terus dijaga tetap responsif dan efektif untuk menstabilkan ekonomi sekaligus melindungi dunia usaha dan daya beli masyarakat," kata Sri Mulyani ketika memaparkan KEM-PPKF 2026 dalam rapat paripurna DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025).
Baca Juga
Secara rinci, pendapatan negara per April 2025 berasal dari penerimaan perpajakan Rp557,1 triliun atau 26,4% dari target tahun ini. Penerimaan tersebut tercatat turun 8,7% dari posisi April 2024.
Penerimaan pajak tercatat Rp557,1 triliun per April 2025 atau 25,4% dari target. Kinerja pajak itu anjlok hingga 10,8% dari April 2024 dengan perolehan pajak Rp624,2 triliun.
Adapun, perolehan kepabeanan dan cukai mencapai Rp100 triliun pada April 2025 atau 33,1% dari target. Nilainya naik 4,4% dari April 2024 senilai Rp95,7 triliun.
Kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per April 2025 mencapai Rp153,3 triliun atau 29,8% dari target tahun ini. Kinerjanya turun 24,7% dari tahun sebelumnya senilai Rp203,6 triliun.
Melihat dari sisi belanja APBN yang didesain tahun ini senilai Rp3.621,3 triliun, hingga akhir April telah terealisasi Rp806,2 triliun atau 22,3% dari pagu.
Belanja pemerintah pusat mencapai Rp546,8 triliun atau 20,2% dari target, terdiri dari belanja K/L senilai Rp253,6 triliun atau 21,9% dari pagu dan belanja non-K/L Rp293,1 triliun atau 19,0% dari pagu.
Belanja Transfer ke Daerah telah mencapai Rp259,4 triliun atau realisasinya mencapai 28,2% dari pagu. Realisasinya lebih besar dan cepat dari belanja pemerintah pusat.
Adapun surplus keseimbangan primer mencapai Rp173,9 triliun.
Dalam rangka memenuhi belanja pemerintah, Kemenkeu melakukan pembiayaan anggaran yang telah mencapai Rp279,2 triliun. Terdapat pula Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) senilai Rp283,6 triliun per April 2025.
Berikut Postur Lengkap APBN April 2025:
April 2024 | April 2025 | Perubahan (YoY) | |
Pendapatan Negara | 925,2 | 810,5 | -12,4% |
Penerimaan Pajak | 624,2 | 557,1 | -10,8% |
Kepabeanan dan Cukai | 95,7 | 100 | 4,4% |
PNBP | 203,6 | 153,3 | -24,7% |
Belanja Negara | 849,3 | 806,2 | 5,1% |
Belanja K/L | 304,2 | 253,6 | -16,6% |
Belanja non-K/L | 287,6 | 293,1 | 1,9% |
Transfer ke Daerah | 257,5 | 259,4 | 0,7% |
Keseimbangan Primer | 237,4 | 173,9 | -26,7% |
Defisit/Surplus APBN | 75,9 | 4,3 | -94,3% |
persentase | 0,34% | 0,02% |
*dalam triliun rupiah