Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan kondisi APBN April 2025 dalam konferensi pers APBN KiTa di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta pada Jumat (23/5/2025).
Konferensi pers APBN KiTa berlangsung setelah pelantikan sejumlah pejabat baru Kemenkeu. Sri Mulyani melantik Letjen (Purn) Djaka Budi Utama sebagai Dirjen Bea Cukai, Bimo Wijayanto sebagai Dirjen Pajak, Masyita Crystallin sebagai Dirjen Stabilitas dan Pengembangan Sektor Keuangan, beserta rotasi sejumlah pejabat eksisting.
Sri Mulyani menjabarkan bahwa realisasi pendapatan negara per April 2025 mencapai Rp810,5 triliun, turun 12,4% (year on year/YoY) dari April 2024 senilai Rp925,2 triliun. Adapun, belanja negara hingga akhir April 2025 mencapai Rp806,2 triliun atau turun 5,1% (YoY) dari April 2024 sebesar Rp849,3 triliun.
Alhasil, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencatatkan surplus Rp4,3 triliun atau sebesar 0,02% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Biasanya APBN mengalami surplus pada awal tahun, lalu mulai bergerak defisit dalam beberapa bulan setelah adanya akselerasi realisasi belanja. Namun, pada 2025 langsung terjadi defisit pada bulan pertama.
"Sudah terjadi akselerasi dari pendapatan negara, terutama untuk pajak, bea cukai mengikuti ritme yang cukup baik, dan PNBP kita juga mencakup 30%," ujar Sri Mulyani pada Jumat (23/5/2025).
Baca Juga
Secara rinci, pendapatan negara per April 2025 berasal dari penerimaan perpajakan Rp657 triliun atau 26,4% dari target tahun ini. Penerimaan tersebut tercatat turun 8,7% dari posisi April 2024.
Penerimaan pajak tercatat Rp557,1 triliun per April 2025 atau 25,4% dari target. Kinerja pajak itu anjlok hingga 10,8% dari April 2024 dengan perolehan pajak Rp624,2 triliun.
Adapun, perolehan kepabeanan dan cukai mencapai Rp100 triliun pada April 2025 atau 33,1% dari target. Nilainya naik 4,4% dari April 2024 senilai Rp95,7 triliun.
Kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) per April 2025 mencapai Rp153,3 triliun atau 29,8% dari target tahun ini. Kinerjanya turun 24,7% dari tahun sebelumnya senilai Rp203,6 triliun.
Melihat dari sisi belanja APBN yang didesain tahun ini senilai Rp3.621,3 triliun, hingga akhir April telah terealisasi Rp806,2 triliun atau 22,3% dari pagu.
Adapun surplus keseimbangan primer mencapai Rp173,9 triliun.
Dalam rangka memenuhi belanja pemerintah, Kemenkeu melakukan pembiayaan anggaran yang telah mencapai Rp279,2 triliun. Terdapat pula Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) senilai Rp283,6 triliun per April 2025.