Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chevron-Total Lirik RI Lagi, Target Lifting 1 Juta Barel Bisa Tercapai?

Kabar minatnya kembali Chevron, TotalEnergies, dan Shell ke sektor hulu migas RI menjadi sentimen positif bagi upaya peningkatan lifting minyak.
West Ganal, blok migas di Kalimantan Timur yang dioperatori oleh Eni/Dok. Neptune Energy
West Ganal, blok migas di Kalimantan Timur yang dioperatori oleh Eni/Dok. Neptune Energy

Bisnis.com, JAKARTA — Pengamat menilai masuknya kembali perusahaan migas raksasa, seperti Chevron, TotalEnergies, dan Shell ke sektor hulu migas RI menjadi sinyal positif bagi upaya peningkatan lifting minyak nasional. 

Praktisi Migas Hadi Ismoyo mengatakan, masuknya kembali tiga raksasa migas itu bisa membuat iklim investasi hulu migas di Tanah Air bergairah. Namun, jika dikaitkan dengan target lifting 1 juta barel per hari (bph) pada 2030, kembalinya perusahaan-perusahaan itu tak menjamin ambisi itu terwujud.

"Program 1 juta barel itu harus ditopang oleh kegiatan eksplorasi yang masif dan agresif selama 10 sampai 20 tahun program eksplorasi yang konsisten seperti Guyana [negara di Amerika Selatan]," ucap Hadi kepada Bisnis, Selasa (20/5/2025).

Mantan Sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) itu mencontohkan, Guyana sukses meningkatkan lifting lewat kegiatan eksplorasi masif dan agresif di cekungan baru. Kegiatan itu dimulai sejak 2010 lalu dengan running drilling campaign 30 sumur dengan discovery enam lapangan baru. 

Menurut Hadi, lifting Guyana akan mencapai puncak produksi minyak mencapai 1,2 juta bph pada 2027.

Selain itu, Guyana memberikan term and condition production sharing contract (PSC) atau kontrak bagi hasil yang atraktif dan bebas dari gangguan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Menurut Hadi, semua bergerak satu rule demi kepentingan rakyat yang jumlahnya tak lebih dari 1 juta populasi itu.

"Indonesia punya 120 basin [cekungan], baru 60 basin yg di eksplor. Artinya, dari sisi geologi, basin masih sangat luas," imbuhnya.

Hadi pun mengatakan, target lifting 1 juta BPH dan swasembada energi harus ditopang dengan strategi pemerintah keluar dari zona nyaman, layaknya Guyana. Menurutnya, pemerintah harus masif dan agresif melakukan eksplorasi untuk membangun roadmap giant discovery seperti Guyana. 

"Team 9 Bidang Eksplorasi Kmenterian ESDM sudah memberikan rekomendasi ada enam klaster yang potensi giant discovery, nah silakan pemerintah untuk melakukan tindakan tindakan nyata untuk peningkatan eksplorasi, baik kolaborasi dengan KKKS [kontraktor kontrak kerja sama] asing maupun penugasan khusus kepada Pertamina," jelas Hadi.

Sebelumnya, Chevron, TotalEnergies, dan Shell Plc disebut kembali tertarik berinvestasi di sektor hulu migas Tanah Air. Shell Plc dikabarkan tengah mempertimbangkan untuk kembali berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia. 

Perusahaan asal Eropa tersebut kini tengah memasuki tahap evaluasi minat area bersama SKK Migas. Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data WK SKK Migas Asnidar menuturkan, pihaknya masih mengurusi evaluasi minat area yang dikaji Shell. 

Kendati demikian, Asnidar enggan memerinci terkait blok migas potensial mana yang dibidik Shell.

“Shell masih dalam tahap evaluasi area of interest ya," ucap Asnidar kepada Bisnis.

Asnidar pun mengamini Chevron tertarik terhadap beberapa area prospektif di Tanah Air. Namun, semuanya masih dalam tahap penjajakan dan diskusi awal.

"Jadi belum ada keputusan final atau pengumuman resmi terkait lapangan mana yang akan menjadi fokus atau waktu pasti mereka untuk masuk kembali," tutur Asnidar.  

Sementara itu, TotalEnergies sedang menjajaki peluang akuisisi sebagian hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas eksplorasi Bobara di perairan lepas pantai Provinsi Papua Barat.

Adapun, Blok Bobara saat ini digarap Petroliam Nasional Berhad atau Petronas. Asnidar mengatakan, proses akuisisi saham Petronas oleh TotalEnergies masih dalam tahap penjajakan secara business to business (B2B).  

"Betul, sedang proses di internal Petronas dan Total secara B2B ya. Kita tunggu saja kabar baiknya," ujar Asnidar.

Oleh karena itu, Asnidar belum bisa memerinci berapa persen saham Petronas di Blok Bobara yang bakal diakuisisi TotalEnergies.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper