Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah kalangan menilai, penyediaan bursa kerja tak cukup untuk menekan angka pengangguran di Tanah Air. Perlu adanya reskilling dan upskilling agar angkatan kerja muda dapat terserap di pasar kerja.
Kepala Kajian Sosial dan Ketenagakerjaan dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Muhammad Hanri menyampaikan, reskilling dan upskilling terutama di tengah perubahan kebutuhan pasar kerja menjadi sangat penting dilakukan.
“Banyak pekerjaan yang sekarang butuh keterampilan digital atau teknis tertentu, jadi kalau hanya mempertemukan pencari dan pemberi kerja tanpa bekal keterampilan yang sesuai, hasilnya khawatir tetap kurang maksimal,” tutur Hanri, Jumat (23/5/2025).
Komentar serupa juga disampaikan oleh Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI). Sekjen OPSI Timboel Siregar menilai, meski saat ini ijazah masih tetap menjadi syarat dalam rekrutmen tenaga kerja, kemampuan merupakan salah satu faktor utama yang dilirik oleh para pencari kerja. Kemampuan ini, kata dia, dapat ditunjukkan melalui sertifikat keahlian yang sudah diperoleh oleh pelamar kerja.
Tentunya, lanjut Timboel, keahlian yang dimiliki pelamar kerja juga harus disesuaikan dengan lowongan kerja yang dilamar. Dia mencontohkan, ketika seorang pelamar kerja melampirkan sertifikat kemampuan bahasa Inggris saat melamar kerja sebagai penerjemah, maka peluangnya diterima perusahaan menjadi lebih besar.
“Jadi pekerja kita tuh sekarang harus lebih meningkatkan dulu skill-nya,” kata Timboel kepada Bisnis, Kamis (22/5/2025).
Baca Juga
Di sisi lain, dia juga mendorong pemerintah untuk membantu pekerja untuk dapat upskilling dan reskilling, sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang kerap berubah-ubah.
Untuk itu, Timboel mengharapkan pemerintah dapat mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk program-program pelatihan yang dapat mendukung upskilling dan reskilling masyarakat.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menggelar Job Fair 2025 yang digelar di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan pada 22-23 Mei 2025.
Program ini bertujuan untuk memfasilitasi para pencari kerja untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan sesuai kompetensinya. Selain itu, memfasilitasi perusahaan untuk mendapatkan calon pekerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaannya.
“Dan tentunya kita juga ingin memberikan edukasi tentang kondisi dan kebutuhan pasar kerja, termasuk keterampilan yang banyak dicari oleh perusahaan saat ini,” kata Sekjen Kemnaker Cris Kuntadi dalam pembukaan Job Fair 2025, di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Jumat (23/5/2025).
Job Fair 2025 menggandeng 112 perusahaan dan mitra dengan total lowongan pekerjaan yang ditawarkan sebanyak 53.107 lowongan kerja. Secara terperinci, 18.478 lowongan kerja offline, dan juga 34.629 lowongan kerja online. Selain itu, tersedia juga 135 lowongan kerja untuk tenaga kerja disabilitas.