Bisnis.com, JAKARTA — PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) atau SIG akan mengembangkan lini bisnis atau kegiatan usaha baru guna mendongkrak kinerja bisnis dan meraup peluang program pemerintah, yakni pembangunan 3 juta rumah.
Pengembangan tiga kegiatan usaha baru itu telah disetujui dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) SMGR pada hari ini, Jumat (23/5/2025).
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan RUPST menyetujui perseroan untuk menjalankan kegiatan usaha baru yang telah tercantum dalam anggaran dasar perseroan.
Kegiatan usaha baru ini telah dinyatakan layak melalui studi kelayakan bisnis yang diterbitkan oleh penilai independen yang telah ditunjuk oleh perseroan.
Pengembangan usaha baru itu dijalankan dalam rangka optimalisasi komersialisasi solusi bata interlock presisi, yang merupakan produk turunan semen hijau SIG.
Adapun, bata interlock presisi dinilai sebagai solusi pembangunan rumah yang efisien, lebih cepat dibangun, tahan gempa, dan lebih rendah karbon.
Baca Juga
Bata interlock presisi juga ditawarkan sebagai solusi dalam program 3 juta rumah yang diharapkan juga akan menjadi stimulan pemulihan kinerja industri bahan bangunan.
“SIG menyakini pelaksanaan kegiatan usaha baru ini akan meningkatkan daya saing usaha dan kinerja perseroan sehingga memperkuat posisi perseroan dalam jangka panjang untuk dapat terus memberikan nilai tambah bagi perseroan dan para pemegang saham,” ujar Vita Mahreyni dalam keterangan tertulis pada Jumat (23/5/2025).
Sebelumnya, melalui keterbukaan informasi, Semen Indonesia juga mengumumkan rencana untuk menjalankan tiga kegiatan usaha baru. Kegiatan usaha pertama real estat yang dimiliki sendiri atau disewa, yaitu berupa rumah atau kawasan perumahan.
Kedua, perdagangan besar genteng, batu bata, ubin dan sejenisnya dari tanah liat, kapur, semen, atau kaca. Dalam hal ini perseroan melakukan penjualan atau perdagangan bata interlok presisi.
Ketiga, industri barang dari semen dan kapur untuk konstruksi, yaitu berupa berupa aktivitas memproduksi bata interlok presisi.
Adapun, pada awal 2025, SMGR mencatatkan kinerja keuangan yang jeblok. SMGR membukukan penurunan laba bersih hingga 90,98% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp42,58 miliar.
Penurunan laba bersih holding BUMN semen itu sejalan dengan melemahnya performa pendapatan. SMGR tercatat membukukan pendapatan bersih senilai Rp7,65 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, turun 8,6% yoy. Hal itu disebabkan oleh penjualan semen kepada pihak ketiga yang melemah 13,93% secara tahunan menjadi Rp5,44 triliun.