Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negosiasi Mandek, Trump Ancam Kenakan Tarif 50% untuk Uni Eropa

Ancaman ini akan membuat tarif untuk Eropa lebih tinggi dibandingkan dengan China, yang justru mendapat pemotongan tarif menjadi 30% bulan ini.
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt, Jerman, 26 April 2018. REUTERS/Kai Pfaffenbach

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif impor sebesar 50% terhadap seluruh produk dari Uni Eropa dan 25% terhadap barang-barang Apple, kecuali iPhone diproduksi di dalam negeri.

Ancaman itu dilontarkan melalui unggahan di media sosial pada Jumat (23/5/2025), di tengah kebuntuan negosiasi dagang antara Washington dan Brussels.

“Negosiasi kita tidak akan membawa hasil apa pun! Karena itu, saya mengusulkan tarif langsung sebesar 50% untuk Uni Eropa mulai 1 Juni 2025. Tidak akan ada tarif jika produk dibuat di Amerika Serikat,” tulis Trump di platform Truth Social, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera, Senin (26/5/2025).

Jika diterapkan, kebijakan ini justru menempatkan tarif untuk sekutu lama AS lebih tinggi dibandingkan dengan China, rival geopolitik yang justru mendapat pemotongan tarif menjadi 30% bulan ini sebagai bagian dari upaya membuka jalur dialog dengan Beijing.

Trump dilaporkan kecewa dengan stagnasi dalam perundingan perdagangan dengan Uni Eropa, meski blok tersebut telah menawarkan pemangkasan tarif bersama hingga nol persen. Namun, Trump tetap bersikeras mempertahankan tarif dasar 10% untuk sebagian besar barang impor.

Meski para penasihatnya menyebut kebijakan tarif bertujuan mengisolasi China dan memperkuat kesepakatan dengan sekutu, sikap Trump yang terus melayangkan ancaman tarif justru bertolak belakang dengan strategi tersebut.

Marcel Fratscher, Kepala German Institute for Economic Research, menyebut bahwa bukan tidak mungkin Uni Eropa akan dikenakan tarif lebih tinggi dari China. Ia bahkan menyarankan agar Eropa membentuk koalisi bersama Beijing dan negara-negara lain untuk melawan pendekatan perdagangan Trump.

“Strategi yang dijalankan Komisi Eropa dan Jerman dalam menghadapi konflik perdagangan dengan Trump merupakan kegagalan total. Kegagalan ini sebenarnya sudah bisa diprediksi — Trump memandang keraguan, kompromi, dan konsesi Eropa sebagai bentuk kelemahan,” ujar Fratscher.

Apple Jadi Target

Ancaman tarif juga diarahkan pada Apple, yang hingga kini masih memproduksi iPhone di kawasan Asia.

Raksasa teknologi asal Cupertino itu kini sebaris dengan Amazon, Walmart, dan perusahaan besar Amerika lainnya yang menjadi sasaran tekanan dari Gedung Putih. Perusahaan-perusahaan ini sedang berupaya menavigasi ketidakpastian dan tekanan inflasi yang muncul akibat kebijakan tarif.

“Saya sudah lama mengatakan kepada Tim Cook bahwa saya mengharapkan iPhone yang dijual di Amerika dibuat di Amerika — bukan di India, atau di tempat lain. Jika tidak, Apple harus membayar tarif setidaknya 25%,” tulis Trump.

Pernyataan ini cukup signifikan karena bertentangan dengan narasi Trump sebelumnya yang menyebut bahwa beban tarif akan ditanggung oleh negara pengekspor. Padahal dalam kenyataannya, tarif dibayar oleh importir dan pada akhirnya dibebankan kepada konsumen dalam bentuk kenaikan harga.

Masih pada Jumat, Trump menambahkan kepada para wartawan di Ruang Oval bahwa tarif tersebut juga akan berlaku untuk Samsung dan produsen lainnya yang membuat ponsel pintar, dan ia memperkirakan kebijakan ini akan diberlakukan pada akhir Juni.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper