Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KTT Asean 2025 Dibuka Hari Ini, Krisis Myanmar dan Tarif Trump Jadi Fokus

KTT Asean 2025 di Malaysia menjadi panggung bagi negosiasi sensitif seputar konflik Myanmar dan ketegangan ekonomi global akibat kebijakan tarif Trump.
Bendera negara-negara anggota Asean. Bloomberg
Bendera negara-negara anggota Asean. Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Para pemimpin negara-negara Asia Tenggara akan kembali mengupayakan terobosan diplomatik dalam konflik Myanmar serta mencari strategi dagang bersama menghadapi bayang-bayang tarif besar-besaran dari Presiden AS Donald Trump.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asean 2025 yang akan dibuka Senin (26/5/2025) di Kuala Lumpur, Malaysia, ini menjadi panggung bagi negosiasi sensitif seputar konflik berdarah di Myanmar dan ketegangan ekonomi global akibat kebijakan proteksionis Washington.

Melansir Reuters, Malaysia selaku pemegang keketuaan Asean tahun ini menegaskan komitmen untuk menjembatani dialog langsung antara junta militer Myanmar dan kelompok oposisi bersenjata. Adapun Malaysia mengangkat”Inclusivity and Sustainability” atau Inklusivitas dan Keberlanjutan sebagai tema KTT Asean tahun ini.

Setelah dua kali pertemuan mengenai konflik Myanmar pekan lalu, Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan akan mengunjungi Myanmar bulan depan untuk mengupayakan kesepakatna.

"Perundingan ini perlu dilakukan berkali-kali agar kesepahaman dapat dibangun di antara masing-masing pihak," jelasnya.

Asean juga tengah menggodok usulan penunjukan utusan khusus tetap untuk Myanmar dengan masa tugas tiga tahun, demi memperkuat peran diplomasi kawasan yang selama ini terbentur kebuntuan.

Sejak menggulingkan pemerintahan sipil Aung San Suu Kyi pada 2021, junta Myanmar dikucilkan dari KTT Asean. Namun, upaya diplomatik terus berjalan, termasuk pertemuan tertutup Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dengan Min Aung Hlaing di Bangkok bulan lalu yang diikuti dialog daring dengan pemerintahan bayangan Nasional Unity Government.

Di sisi lain, blok 10 negara ini juga dihadapkan pada krisis perdagangan global. Ancaman tarif AS hingga 49% terhadap enam negara Asean mulai Juli mendatang menjadi perhatian utama, terutama di tengah perlambatan ekonomi global.

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menekankan perlunya strategi bersama untuk merespons kebijakan ini.

"Mengenai perdagangan dan khususnya jadwal tarif yang diberlakukan oleh Amerika Serikat... kita harus menemukan cara untuk menemukan konsensus di antara berbagai situasi yang berbeda yang dialami oleh berbagai negara anggota," kata Marcos.

Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa menyarankan agar ASEAN menyusun prinsip bersama sebagai acuan dalam negosiasi bilateral masing-masing negara dengan Washington, guna mencegah kerugian di kawasan.

"Jika tidak, akan ada risiko siklus kalah-kalah di kawasan kita sendiri," katanya.

KTT Asean juga akan membahas isu Laut China Selatan, jalur strategis bernilai triliunan dolar yang terus memicu ketegangan antara China dan negara anggota Asean seperti Filipina, Vietnam, dan Malaysia, yang menentang aktivitas kapal-kapal China di zona ekonomi eksklusif mereka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper