Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Dibuka dengan Hati-Hati, Investor Pantau Update Negosiasi Dagang

Berita utama tentang tarif kembali mendominasi pasar dan investor mencermati dengan saksama perkembangan kebijakan dagang Trump.
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average  pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai
Papan saham elektronik perusahaan sekuritas di Tokyo, Jepang, menampilkan indeks Nikkei 225 Stock Average pada Selasa, 28 Januari 2025./Bloomberg-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Asia dibuka dengan hati-hati pada perdagangan Selasa (27/5/2025) seiring dengan para investor memantau perkembangan negosiasi perdagangan, yang dapat menentukan permintaan terhadap aset-aset AS.

Dilansir Bloomberg, indeks MSCI Asia Pasifik dibuka tetap dengan penurunan tipis di Jepang dan Korea Selatan. Indeks Hang Seng melemah 1,5%, lalu Topix turun 0,1%. Adapun, indeks S&P/ASX 200 di bursa Australia hanya mengalami sedikit perubahan.

Dolar AS melemah pada perdagangan awal di Asia dengan kekuatan dolar AS mendekati level terendah dalam hampir dua tahun terakhir karena lemahnya permintaan aset AS.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS berjangka 10 tahun turun dua basis poin, sedangkan yield obligasi pemerintah Jepang berjangka 40 tahun anjlok menjelang lelang obligasi.

Sementara kontrak S&P 500 dan Nasdaq 100 menguat lebih dari 1% usai libur nasional di AS dan Inggris kemarin dan setelah Uni Eropa sepakat untuk mempercepat negosiasi dagang dengan AS.

Berita utama tentang tarif kembali mendominasi pasar dan investor mencermati dengan saksama bagaimana pemerintahan Presiden Donald Trump menangani Jepang dan India setelah pembicaraan dengan China pada awal bulan ini meningkatkan optimisme.

Ketegangan perdagangan dan kekhawatiran tentang posisi fiskal AS telah melemahkan permintaan aset AS dan paling terlihat dalam dolar.

"Setiap berita tarif lebih lanjut dapat menimbulkan lebih banyak volatilitas di pasar mata uang dan menekan dolar AS," tulis Kristina Clifton, ekonom senior dan ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia dalam catatannya.

Dia menambahkan ada risiko Presiden Donald Trump mengumumkan tarif untuk produk farmasi minggu ini dan Zona Euro adalah eksportir farmasi terbesar ke AS.

Kesepakatan Uni Eropa untuk mempercepat perundingan perdagangan mengisyaratkan pendekatan yang lebih bersahabat beberapa hari setelah Trump mengkritik blok tersebut karena mengambil keuntungan dari AS.

Berita utama tentang tarif sekali lagi mendominasi pasar dan investor mengamati dengan saksama bagaimana pemerintah menangani negosiasi dengan Jepang dan India setelah perundingan dengan China awal bulan ini meningkatkan optimisme.

Pada akhir pekan lalu, Trump memperpanjang batas waktu tarif agresif terhadap Uni Eropa hingga 9 Juli dari 1 Juni 2025.

Ketegangan perdagangan dan permintaan yang lemah terhadap aset AS terlihat dalam dolar. Indeks spot dolar Bloomberg berada pada level penutupan terendah sejak Juli 2023, sementara dolar AS berada pada atau mendekati level kunci terhadap sejumlah mata uang termasuk euro, pound Inggris, yen, dan franc Swiss.

Di Asia, bank sentral China meminta bank-bank besar untuk menaikkan porsi yuan saat memfasilitasi perdagangan lintas batas, dalam dorongan terbarunya untuk penggunaan mata uang tersebut saat dunia bergulat dengan serangan tarif oleh AS.

Rencana Trump untuk membawa lebih banyak pabrik kembali ke AS membuat pemerintah Presiden Xi Jinping juga mempertimbangkan opsi untuk meningkatkan produksi barang-barang teknologi canggih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper