Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan di China Bersiap Hadapi Tekanan Likuiditas Imbas Nasabah Cari Return Lebih Tinggi

Simpanan perbankan di China menyusut karena pemangkasan suku bunga mendorong nasabah memindahkan dana ke produk dengan return yang lebih tinggi.
Bendera China berkibar dengan latar belakang gedung bertingkat yang ada di Hongkong, China. Bloomberg/ Paul Yeung
Bendera China berkibar dengan latar belakang gedung bertingkat yang ada di Hongkong, China. Bloomberg/ Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor perbankan di China sedang bersiap menghadapi tekanan likuiditas pada Juni tahun ini seiring dengan utang jatuh tempo yang mencapai rekor serta risiko pemindahan dana para nasabah.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (30/5/2025), bank-bank di Negeri Tirai Bambu akan membayar utang jangka pendek pada bulan depan senilai 4,2 triliun yuan atau setara US$583 miliar. Utang-utang itu berbentu negotiable certificates of deposit (NCD).

Pada saat yang sama, simpanan menyusut karena pemangkasan suku bunga mendorong nasabah memindahkan dana ke produk dengan return yang lebih tinggi. Beberapa analis memperkirakan nilai penarikan dana dari perbankan mencapai triliun yuan.

Pemangkasan suku bunga biasanya memacu pemindahan dana masyarakat dari simpanan di perbankan ke instrumen investasi serta meningkatkan belanja, yang pada akhirnya dapat mendongkrak ekonomi. Namun, di sisi lain, dampak pemindahan dana ke perbankan dapat memantik volatilitas di pasar keuangan.

Hal itu juga bisa mendesak para regulator untuk mengatasi masalah kondisi pendanaan, apalagi Juni menjadi akhir dari periode kuartal.

"Tekanan likuiditas dan volatilitas pasar keuangan diperkirakan meningkat pada Juni seiring dengan para investor yang menarik dana dari bank, dan memindahkannya ke produk investasi. Ini berakibat ke ketidakstabilan likuiditas bank," ujar Lv Pin, Chief Analis Fixed Incomes di Topsperity Securities.

Beberapa bank besar di China memangkas suku bunga simpanan untuk berbagai tenor, dengan tujuan meningkatkan profitabilitas, setelah Bank Sentral menurunkan bunga acuan di tengah perang dagang dengan AS. Bunga deposito misalnya, mendekati 0%, yang menyebabkan investor enggan menaruh dana pada instrumen itu.

"Kami memperkirakan sekitar 1,5 triliun yuan simpanan akan ditarik lebih lanjut dan diinvestasikan kembali ke dalam produk-produk investasi, dan bank-bank akan mengalami tekanan serupa yang terlihat pada kuartal kedua tahun lalu," kata Xu Yongbin, salah satu kepala investasi U-Shine Private Equity FD Mgt Co.

Rekor simpanan sebesar 3,9 triliun yuan mengalir keluar dari bank-bank pada April 2024 di tengah upaya China untuk memperkuat ekonomi dengan mengurangi daya tarik simpanan bank. Para pejabat juga memberlakukan aturan untuk membatasi pemberi pinjaman agar tidak bersaing untuk mendapatkan simpanan dengan menawarkan premi suku bunga tambahan saat itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper