Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan Disney kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk menghemat pengeluaran dan mencari momen terbaik untuk meningkatkan profit dari perusahaan.
Dilansir dari deadline.com, Selasa (3/6/2025), Bob Iger mengatakan bahwa PHK ini terjadi karena adanya kerugian yang terjadi pada sektor siaran film, TV, pemain, dan operasi keuangan dalam beberapa waktu ke belakang. Akibatnya, ratusan karyawan terancam kehilangan pekerjaan.
CEO Disney telah memangkas biaya sebesar US$7,5 miliar dan memutus 7.000 pekerjaan di awal tahun 2023. PHK tersebut merupakan gelombang keempat dalam sepuluh bulan, dan memaksa Disney untuk memberhentikan hubungan kerja sama oleh beberapa pihak diantara adalah Versant, yang merupakan perusahaan pada di bidang jaringan kabel.
Pada awal Maret, pihak Disney memberhentikan hampir 200 karyawan yang meliputi tenaga kerja dari ABC News Group dan jaringan hiburan Disney lainnya, termasuk Freeform dan FX. Sama seperti sebelumnya, pada Oktober tahun lalu ABC Signature ditutup dan mengakibatkan 30 orang karyawan terpaksa diberhentikan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh pada bulan Juli lalu, Disney Entertainment Television kembali memutuskan hubungan kerja dan berdampak pada 140 karyawan, dengan mewakili sekitar 2% dari total tenaga kerja yang ada. Sekitar 60 karyawan di antaranya berada di National Geographic.
Kemudian saat memasuki minggu pertama Juni 2025, Disney melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal pada sejumlah karyawan karena faktor.
Baca Juga
Menurut Iger, pemangkasan terbaru ini menyusul laba kuartal kedua Disney yang lebih baik dari perkiraan bulan lalu. Melansir dari reuters.com, laporan pendapatan terbaru perusahaan pada bulan Mei mampu melampaui ekspektasi Wall Street. Hal ini sebagian besar didorong oleh berbagai tayangan dalam bentuk pengalaman dan olahraga, serta layanan streaming yang mampu menghasilkan peningkatan sebesar $289 juta menjadi $336 juta.
Pada Senin sore, saham Disney yang mengalami peningkatan 21%, turun 0,3% menjadi $112,62. Mengenai hal tersebut, belum diketahui secara pasti terkait pengaruh yang terjadi pada penurunan maupun peningkatan laba di bulan Juni.
Sebelumnya, Disney tercatat memiliki jumlah karyawan sebanyak 233.000, dan 76% diantaranya adalah staff penuh waktu/karyawan tetap. Namun, setelah adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawan dan pemutusan kerja sama oleh perusahaan lainnya, secara langsung sumber daya dari Disney Entertainment Television telah berkurang.
PHK yang terjadi pada Disney, dilakukan untuk menghemat pengeluaran dan mencari momen terbaik untuk meningkatkan profit dari perusahaan. Iger juga berencana untuk menciptakan lapangan kerja baru, terutama dalam Disney experience dan taman hiburan. (Maharani Dwi Puspita Sari)