Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biang Kerok di Balik Gugurnya Ritel Lulu Hypermarket Cs

Kemendag mengungkap sejumlah faktor yang membuat ritel modern seperti Lulu Hypermarket hingga GS Supermarket berguguran di Tanah Air
Rika Anggraeni,Anitana Widya Puspa
Kamis, 5 Juni 2025 | 07:00
Lulu Hypermart, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2025). / BISNIS - Ni Luh Anggela
Lulu Hypermart, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2025). / BISNIS - Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Penutupan sejumlah ritel modern seperti Lulu Hypermarket hingga GS Supermarket hingga disinyalir karena tak mampu memberikan pengalaman baru dalam berbelanja.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan berdasarkan diskusi yang dilakukan Kemendag bersama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), terungkap bahwa ritel modern tidak menyediakan pengalaman baru untuk pelanggan, seperti tempat makan di dalam pusat perbelanjaan ritel. Hal ini membuat gerai ritel semakin sepi pengunjung.

“Tidak ada experience di sana, tidak ada journey di sana. Ya dia pasti akan kalah dengan UMKM,” ujar Budi, Rabu (4/6/2025). 

Selain itu, Budi mengungkap bergugurannya ritel di Indonesia juga lantaran adanya pergeseran pola belanja masyarakat yang sudah berubah.

Misalnya saja, ujar dia, masyarakat mulanya membelanjakan uang dengan volume besar untuk memenuhi kebutuhan hingga satu bulan. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi pola belanja ini mulai berubah.

Masyarakat tidak lagi belanja untuk kebutuhan bulanan, tetapi hanya untuk kebutuhan 1-2 hari ke depan, sehingga tidak membeli barang di ritel modern. 

“Akhirnya belanja yang terdekat saja, ritel-ritel yang terdekat saja,” tuturnya.

Budi juga menuturkan bahwa pusat perbelanjaan atau mal hanya didesain sekadar tempat belanja tanpa menciptakan pengalaman lain untuk pelanggan

“Tidak ada tempat misalnya untuk makan untuk nongkrong, untuk ngumpul, ya akan sepi pengunjung,” ujarnya.

Penampakan Lulu Hypermarket
Penampakan Lulu Hypermarket

Sementara itu, Colliers Indonesia menilai tutupnya sejumlah peritel besar menandakan bahwa konsep hypermarket mulai kehilangan daya tarik. 

Lembaga konsultasi properti itu juga memperkirakan pelaku ritel, terutama di segmen makanan dan minuman (F&B) akan mengambil langkah ekspansi yang lebih hati-hati sepanjang 2025 ini dengan mempertimbangkan sejumlah kondisi

Head of Retail Services Colliers Indonesia Sander Halsema mengatakan sejumlah faktor seperti pelemahan nilai tukar rupiah, kekhawatiran terhadap inflasi, serta kondisi geopolitik global yang tidak menentu, turut menekan tingkat kepercayaan konsumen.

Kondisi ini juga diperparah dengan tingkat pengangguran yang sedikit meningkat, sehingga berdampak pada daya beli masyarakat. Konsumen kemungkinan akan mengurangi pengeluaran untuk hiburan dan memilih belanja kebutuhan pokok yang lebih terjangkau.

“Banyak pelaku ritel, terutama di segmen makanan dan minuman [F&B], akan mengambil langkah ekspansi yang lebih hati-hati pada tahun ini,” ujarnya kepada Bisnis.

Sementara itu, dia juga menyoroti konsep hypermarket di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan. Penutupan Giant dan penghentian ekspansi Lulu Hypermarket menjadi contoh nyata bahwa format ini makin kehilangan daya tarik.

Lulu, sebutnya, bahkan sedang melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi dan operasionalnya di kawasan Jabodetabek. Transmart pun diperkirakan akan menutup sejumlah gerainya dalam waktu dekat.

Biang Kerok di Balik Gugurnya Ritel Lulu Hypermarket Cs

Menurut Halsema, fenomena ini telah terjadi sejak 2016 dan disebabkan oleh tekanan dari minimarket dan jaringan supermarket yang lebih ramping seperti Superindo.  

“Dengan ukuran gerai yang lebih kecil, mereka bisa membuka toko lebih banyak dan lebih dekat ke konsumen, serta menawarkan harga yang lebih kompetitif,” jelasnya.

Halsema juga menyebut bahwa Alfamart akan menutup sejumlah gerai pada akhir 2024. Namun, langkah ini murni berdasarkan evaluasi performa toko yang tidak menguntungkan, diimbangi dengan pembukaan toko-toko baru di lokasi yang lebih potensial.

Tutup Setelah 10 Tahun ....

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper