Bisnis.com, JAKARTA — Lulu Group kembali menutup hipermarketnya. Kali ini perusahaan menutup tokonya yang berada di Malaysia, setelah sebelumnya perusahaan juga menutup gerainya di Indonesia.
Seorang juru bicara dari Lulu Group di Malaysia telah mengonfirmasi terkait penutupan gerai di negara tersebut. Dia mengatakan, perusahaan menutup divisi ritelnya tetapi divisi grosir masih tetap dipertahankan.
“Divisi ritel kami [telah] tutup, [tetapi] divisi grosir akan tetap ada,” kata juru bicara tersebut, melansir The Edge Malaysia, Jumat (13/6/2025).
Lulu Group yang berkantor pusat di Uni Emirat Arab telah melakukan berbagai promosi dan penjualan obral di gerainya pada awal tahun ini yang berpuncak pada pemberitahuan penutupan yang dipasang di pintu gerai pertamanya di CapSquare di Kuala Lumpur, Malaysia terkait penghentian operasi yang berlaku efektif pada 9 Juni 2025.
The Edge Malaysia melaporkan, Lulu Group memiliki enam gerai ditel di Malaysia. Perusahaan ritel ini masuk pasar Malaysia pada 2016 dan Lulu Group berkomitmen untuk berinvestasi sebesar RM1,3 miliar untuk membuka 10 gerai di Malaysia dalam waktu lima tahun.
Selain di Malaysia, langkah serupa telah dilakukan Lulu Group terhadap gerai-gerai yang ada di Indonesia. Perusahaan menutup seluruh gerainya yang ada di Indonesia, usai menggelar diskon penutupan hingga 90% seiring rencana penutupan permanen pada 30 April 2025.
Baca Juga
Sebagai informasi, pemilik jaringan ritel Lulu Group itu ternyata merupakan sosok konglomerat asal India, yakni Yusuff Ali. Yusuff Ali membuka LuLu Hypermarket pertamanya pada 1990-an di puncak Perang Teluk.
Tak hanya di Uni Emirat Arab (UEA), dia memperluas jaringan ritel Lulu Group ke negara-negara Timur Tengah, Mesir, India, Indonesia dan Malaysia.
Kini, Yusuff yang dijuluki sebagai 'Raja ritel Timur Tengah' itu memimpin LuLu Retail dengan pendapatan sebesar US$7,3 miliar, dengan 240 jaringan hypermarket dan mal di negara Teluk dan wilayah lainnya.