Bisnis.com, BINTUNI — Raksasa migas Inggris, British Petroleum (BP) menargetkan proyek Tangguh Ubadari, Carbon Capture Utilization & Storage/CCUS, dan Compression atau Tangguh UCC di Teluk Bintuni, Papua Barat akan mulai on-stream atau beroperasi pada kuartal I/2028.
VP Procurement BP James Tehubijuluw mengatakan, saat ini proyek tersebut masih dalam tahap pekerjaan awal berupa pembangunan infrastruktur jalan, hingga camp untuk para pekerja yang disebut mencapai 5.000 pekerja dikerahkan hingga akhir tahun ini.
“Target kita sih first quarter 2028 itu semuanya, jadi semuanya selesai,” kata James saat ditemui di kawasan BP Tangguh, Papua Barat, Selasa (10/6/2025).
James menerangkan, proyek UCC ini mencakup pengembangan lapangan gas Ubadari, peningkatan perolehan gas (EGR) melalui penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) di Lapangan Vorwata.
Adapun, BP dan mitra strategisnya telah meresmikan keputusan investasi akhir (final investment decision/FID) proyek ini senilai US$7 miliar atau sekitar Rp111,3 triliun.
“Kalau dilihat stage yang dimana sekarang untuk proyek itu selalu ada yang namanya kayak kita bilang itu early works, early works itu yang bikin jalannya, bikin camp-nya untuk pekerja, mereka punya tempat tinggal, punya tempat makan dan juga proses barang-barang long lead item,” tuturnya.
Baca Juga
Tak hanya pengembangan infrastruktur awal, pihaknya juga saat ini tengah melakukan place order (PO) untuk pemesanan dan penawaran barang atau jasa tertentu, seperti misalnya gas turbin yang membutuhkan waktu 2 tahun atau 18 bulan.
“Kalau kita enggak cepat-cepat place PO bisa jadi slot mereka penuh makanya proyek itu jadi mundur atau apa, nah itu kita udah secure itu,” ujarnya.
Dalam catatan BP, proyek UCC ini akan meningkatkan produksi gas Tangguh hingga 3 triliun kaki kubik (Tcf) yang mencakup gas dari Lapangan Ubadari 1 Tcf, dari EGR 1,7 Tcf, serta compression 300 miliar kaki kubik (Bcf).
Bahkan, Kementerian ESDM mencatat proyek CCUS Tangguh ini merupakan skala besar yang paling terdepan dan berpotensi menjadi CCS Hub pertama di Indonesia, dengan potensi kapasitas penyimpanan CO2 sekitar 1,8 gigaton dan pada fase awal akan menginjeksikan sekitar 15 juta ton CO2 dari emisi fasilitas operasi Tangguh LNG.
“Sekarang ada dua, ada offshore itu yang platform, ada yang onshore yang facilities nah itu semuanya baru mulai jalan,” tuturnya.
Dengan pengembangan lapangan gas Tangguh ini, BP menargetkan dapat menyerap tenaga kerja asal Papua sebanyak 85% hingga 2029. Adapun, saat ini sebanyak 70% merupakan pekerja asli Papua.