Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ikatan Sarjana NU Soroti Krisis Penerimaan Negara, Gelar Diskusi Pembentukan BPN

Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama menggelar diskusi urgensi pembentukan Badan Penerimaan Negara di tengah krisis penerimaan negara yang terjadi belakangan.
Bocoran susunan organisasi Badan Otorita Penerimaan Negara (BOPN). / dok Istimewa
Bocoran susunan organisasi Badan Otorita Penerimaan Negara (BOPN). / dok Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama atau ISNU menggelar diskusi urgensi pembentukan Badan Penerimaan Negara di tengah krisis penerimaan negara yang terjadi belakangan.

Ketua ISNU Forum Hery Haryanto Azumi menilai pembentukan Badan Penerimaan Negara (BPN) harus segera direalisasikan. Dia mengingatkan pada awal-awal tahun terjadi defisit APBN karena penerimaan negara yang merosot.

Memang dalam tiga bulan pertama 2025, APBN selalu mengalami defisit. Terakhir per Maret 2025, APBN mengalami defisit Rp104,2 triliun atau setara dengan 0,43% PDB. Tren defisit baru berakhir pada April.

"Ada satu kebutuhan agar antara kolektor pajak, kolektor penerimaan dengan treasury [kementerian keuangan] itu dipisahkan agar terjadi akuntabilitas, kredibilitas yang kuat," ujar Hery usai acara di Kantor PBNU, Rabu (11/6/2025).

Salah satu narasumber yang diundang ISNU yaitu Guru Besar Bidang Hukum Politik Perpajakan Nasional Universitas Negeri Sultan Agung Edi Slamet Irianto. Sebelumnya, Edi sempat digadang-gadang menjadi calon kepala BPN.

Selain itu, ada Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun dan pendiri Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Darussalam.

Hery mengaku ISNU mengundang tiga orang tersebut hanya karena memang setuju dengan pembentukan BPN. Selain itu, keahlian mereka sesuai dengan tema diskusi.

"Beliau-beliau orang yang pasti capable, beliau tahu bagaimana jeroannya, dalam pajak bagaimana, penerimaan bagaimana, dan mereka punya visi agar Badan Penerimaan ini terwujud," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper