Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick mengungkap perkembangan terkini terkait negosiasi kesepakatan dagang dengan Uni Eropa.
Melansir Bloomberg pada Kamis (12/6/2025), Lutnick mengatakan Uni Eropa (UE) kemungkinan akan menjadi salah satu kesepakatan terakhir yang diselesaikan AS. Hal ini seiring dengan upaya AS yang bergegas untuk mengamankan perjanjian tarif dengan mitra dagang lainnya.
"Saya optimis bahwa kami bisa mencapainya dengan Eropa. Tetapi Eropa mungkin akan menjadi yang terakhir," kata Lutnick.
Lutnick yang telah lama menyatakan frustrasi dengan blok tersebut mengindikasikan bahwa diskusi semakin intensif menyusul rencana Presiden Donald Trump untuk menaikkan pungutan hingga 50%. Sebagai pengingat, kebijakan ini ditunda hingga 9 Juli untuk memberi lebih banyak waktu bagi negosiasi walau kenyataannya masih berjalan lebih lambat daripada yang lain.
Lutnick mengatakan Uni Eropa sebelumnya sangat sulit diajak kerja sama sebelum Trump mengeluarkan ultimatum. Dia kemudian menyebut blok tersebut tiba-tiba berubah sikap dan mengajukan tawaran yang layak.
AS dan Uni Eropa telah bergulat dengan ketentuan perdagangan menjelang batas waktu bulan Juli. Kepala perdagangan UE, Maros Sefcovic, telah menjalin komunikasi rutin dengan Lutnick dan Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, sejak kedua mitra sepakat untuk mempercepat negosiasi dua minggu lalu.
Baca Juga
Meski begitu, UE meyakini bahwa negosiasi dagang dengan AS bisa saja melewati batas waktu tersebut, dan menurut sejumlah sumber yang mengetahui situasi ini, para pejabat melihat kesepakatan atas prinsip-prinsip dasar sebagai skenario terbaik yang memungkinkan waktu tambahan untuk merinci perjanjian lebih lanjut.
Lutnick dalam wawancara di CNBC juga memperkirakan kesepakatan dengan negara-negara lain akan mulai rampung minggu depan, dan minggu berikutnya, dan seterusnya.
Pejabat pemerintahan Trump menunjukkan rasa frustrasi terhadap pembicaraan dengan UE, dengan mengatakan bahwa bernegosiasi dengan kelompok 27 negara yang memiliki prioritas berbeda-beda jauh lebih menantang.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent dalam wawancara pada Mei lalu dengan Bloomberg Television mengatakan sebagian besar mitra dagang AS telah bernegosiasi dengan itikad baik. Namun, dia secara khusus menyebut Uni Eropa sebagai sebuah pengecualian. Bessent juga menuduh blok tersebut memiliki masalah aksi kolektif.
UE kesulitan mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang apa yang sebenarnya diinginkan Trump dalam pembicaraan tersebut. Para pejabat menyarankan bahwa UE dan AS bisa saja menurunkan tarif menjadi nol untuk banyak jenis barang.
Namun, Trump juga mengkritik hambatan non-tarif seperti pajak pertambahan nilai (PPN) dan pengawasan regulator terhadap perusahaan teknologi Amerika.