Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan tidak menampik bahwa terjadi banyak pemutusan hubungan kerja alias PHK beberapa waktu belakangan, terutama di industri tekstil.
Hanya saja, Luhut menyatakan sudah banyak komitmen investasi ke industri tekstil yang masuk. Estimasinya, ada puluhan ribu lapangan kerja baru yang akan tercipta.
"Prediksi kita akan tercipta di slide saya nanti, sekitar 67.000 lapangan kerja baru sebelum akhir tahun ini," ungkap Luhut dalam acara ICC 2025 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Perinciannya, dia melaporkan akan ada dua pabrik baru di Serang, Tangerang yang diyakini akan menyerap 1.520 pekerja; 11 pabrik di Jawa Barat yang diyakini akan menyerap 5.469 pekerja; 10 pabrik di Jawa Tengah yang diyakini akan menyerap 60.481 pekerja; dan satu pabrik di Jawa Timur yang diyakini akan menyerap 400 pekerja.
Luhut menjelaskan pabrik-pabrik baru itu merupakan relokasi dari China. Oleh sebab itu, dia membantah industri garmen dan alas kaki Indonesia menurun.
"Kita sangat terkejut beberapa waktu lalu bahwa dari China, mereka merelokasi sebagian industrinya ke kota-kota yang sangat kecil di Jawa, seperti di Jawa Tengah," ujar Luhut.
Baca Juga
Sebelumnya, pengusaha tekstil mengingatkan pemerintah agar bijak dalam merespons Amerika Serikat (AS) terkait penerapan tarif impor timbal balik (reciprocal tariff) sebesar 32%. Jika tidak bijak maka ancaman PHK di industri tekstil bisa terjadi.
Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta menjelaskan ekspor tekstil ke AS mencapai 40%. Oleh karena itu, kebijakan reciprocal tariff bisa berpengaruh besar.
Namun, pengaruh itu akan bergantung pada kebijakan pemerintah RI kelak. Redma mengingatkan agar pemerintah mengambil kebijakan secara bijak.
"Jangan sampai kita salah menyikapi nanti malah industri tekstilnya yang mendapatkan tekanan, ekspornya kita turun, dalam negerinya juga hancur. Nah, ini dua poin ini yang menurut kami sangat penting disikapi oleh pemerintah," kata Redma dalam konferensi pers virtual, Jumat (4/4/2025).