Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Kenaikan Harga BBM di Tengah Memanasnya Perang Iran vs Israel

Memanasnya konflik Iran vs Israel bakal berdampak pada kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi mengerek harga BBM di Indonesia.
Mochammad Ryan Hidayatullah,Rika Anggraeni
Senin, 23 Juni 2025 | 07:02
Pengendara mengisi BBM jenis Pertamax di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (1/1/2025)/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengendara mengisi BBM jenis Pertamax di salah satu stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (1/1/2025)/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia berpotensi mengalami kenaikan akibat melambungnya harga minyak dunia di tengah ketegangan konflik di Timur Tengah.

Memanasnya konflik di Timur Tengah usai Amerika Serikat memberikan dukungan kepada Israel untuk menyerang Iran diyakini bakal berdampak pada harga minyak dunia. Kondisi ini pun berisiko menyebabkan inflasi global.

Melansir Reuters, Senin (23/6/2025), harga minyak mentah global diprediksi sebesar US$3 hingga US$5 per barel ketika perdagangan dibuka kembali pekan ini menyusul serangan militer Amerika Serikat terhadap Iran akhir pekan lalu.

Meski demikian, kenaikan tajam diprediksi baru akan terjadi jika Iran melakukan aksi balasan besar-besaran yang mengganggu pasokan minyak global.

Kepala Analisis Geopolitik di Rystad Energy dan mantan pejabat OPEC Jorge Leon menyebut, lonjakan harga minyak sangat mungkin terjadi.

“Bahkan tanpa aksi balasan langsung, pasar kemungkinan akan memasukkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi ke dalam harga minyak," ujarnya dikutip dari Reuters, Senin (23/6/2025).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) menyatakan harga BBM Indonesia berpotensi turut terkerek naik imbas gejolak harga minyak global.

“Kenaikan harga minyak akan diikuti kemudian dengan kenaikan harga bensin di berbagai negara yang menggunakan bensin termasuk juga, tentunya adalah Indonesia yang merupakan net importir minyak,” kata Faisal kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

Bahkan, Faisal menyebut, kenaikan harga minyak dunia akan berdampak terhadap peningkatan nilai impor Indonesia. Begitu pula dengan inflasi yang akan meningkat.

Pasalnya, Faisal menjelaskan, harga minyak sangat mudah terpengaruh oleh dinamika geopolitik. Imbasnya, kondisi ini mengancam stabilitas pasokan minyak global. Apalagi, sambung dia, konflik Iran—Israel juga semakin meluas dan melibatkan Amerika Serikat (AS).

Untuk diketahui, Presiden AS Donald Trump mengancam akan melakukan serangan jauh lebih besar jika Iran tak mau melakukan perdamaian. Adapun, tiga fasilitas nuklir utama Iran telah dihancurkan oleh pasukan militer AS, yakni Fordow, Natanz, dan Esfahan.

Faisal menuturkan bahwa serangan saling membalas antara Iran dengan Israel sudah mengerek harga minyak dari US$60-an per barel menjadi US$75-an per barel.

Menurutnya, jika AS semakin ikut terlibat di dalam konflik Iran—Israel, maka harga minyak dunia bisa tembus di atas US$100 per barel.

“Ini [harga minyak] bisa mengerek lebih jauh lagi jika Amerika ikut campur dan kemudian eskalasi bisa mendorong sampai di atas US$80 per barel. Dan jika berterusan, ini tidak menutup kemungkinan bisa sampai US$100 per barel,” ujarnya.

Pengusaha Waswas

Kekhawatiran terhadap dampak konflik di Timur Tengah juga diutarakan kalangan pengusaha Indonesia. Dunia usaha menyebut konflik Iran-Israel dapat memicu lonjakan harga energi dan potensi gangguan logistik internasional.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta W Kamdani mengatakan, kenaikan harga energi berdampak langsung terhadap biaya produksi dan operasional bagi dunia usaha.

Shinta menyatakan bahwa Apindo akan terus memantau secara seksama perkembangan konflik Iran–Israel karena eskalasi geopolitik semacam ini dapat memberikan tekanan tidak langsung terhadap perekonomian nasional, terutama melalui lonjakan harga energi dan potensi gangguan logistik internasional.

“Indonesia sebagai negara importir minyak sangat rentan terhadap fluktuasi ini. Pelaku usaha, khususnya di sektor padat karya, tentu juga akan merasakan tekanan dari sisi struktur biaya yang makin menekan margin usaha,” kata Shinta kepada Bisnis, Minggu (22/6/2025).

Bahkan, Shinta mengungkap, dari sisi rantai pasok, beberapa sektor juga menyampaikan kekhawatiran atas potensi terganggunya jalur logistik internasional, terutama menuju kawasan Eropa, Teluk, dan Afrika.

Padahal, jalur tersebut penting karena beberapa bahan baku strategis seperti gandum, kedelai, gas, dan pupuk masih diimpor melalui rute-rute tersebut. “Ketidakpastian logistik dapat menyebabkan keterlambatan dan lonjakan biaya pengiriman,” imbuhnya.

Penyesuaian Harga BBM

Untuk diketahui, penyesuaian harga BBM dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) setiap awal bulan. Dalam waktu dekat atau pada 1 Juli mendatang nasib harga BBM akan segera diumumkan.

Belum diketahui apakah Pertamina akan menaikkan harga BBM atau tidak pada Juli 2025. Namun, pada Juni 2025 Pertamina menurunkan harga BBM nonsubsidi seperti Pertamax (RON 92), Pertamax Turbo (RON 98), Pertamax Green (RON 95), Dexlite (CN 51), Pertamina Dex (CN 53).

Adapun, harga BBM subsidi seperti Pertalite dan solar subsidi tidak mengalami kenaikan atau tetap.

Berikut daftar harga BBM Pertamina Juni 2025:

  • Pertalite (RON 90): Rp10.000 per liter
  • Solar Subsidi: Rp6.800 per liter
  • Pertamax (RON 92): Rp12.100 per liter
  • Pertamax Green (RON 95): Rp12.800 per liter
  • Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.050 per liter
  • Dexlite (CN 51): Rp12.740 per liter
  • Pertamina Dex (CN 53): Rp13.200 per liter

Sebelumnya, Pertamina memastikan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan konflik di Timur Tengah. Perusahaan migas milik negara ini telah menyiapkan mitigasi jika konflik kian memanas.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, pasokan dan keberlangsungan impor minyak masih aman. Perseroan pun terus melakukan pengawasan terhadap situasi yang berlangsung.

"Sampai saat ini, belum ada informasi terkait adanya gangguan pasokan crude [minyak mentah] untuk Pertamina," kata Fadjar.

Fadjar menekankan bahwa Pertamina tetap memiliki beberapa strategi di tengah konflik Timur Tengah. Salah satunya, mengalihkan rute jalan yang lebih aman untuk kapal jika konflik kian memanas.

Dalam hal ini, dia menyebut, subholding Pertamina, PT Pertamina International Shipping dan PT Pertamina Patra Niaga, yang akan menganalisis dampak lebih lanjut dari konflik Timur Tengah tersebut.

"Tentu kapal-kapal kita akan kita cek jalur pelayarannya. Jika jalur reguler berpotensi mengalami gangguan, biasanya akan kita re-route ke jalur yang lebih aman," ucap Fadjar.

Selain itu, Fadjar menyebut, saat ini impor minyak mentah juga terbilang lebih fleksibel sehingga tidak terlibat dengan kontrak panjang.

Pasokan Energi Alternatif

Juru bicara (jubir) Kementerian ESDM Dwi Anggia menuturkan, pemerintah menyadari bahwa eskalasi geopolitik di kawasan Timur Tengah, berpotensi mempengaruhi stabilitas pasokan dan harga energi tidak hanya Indonesia tapi juga secara global.

"Untuk itu Indonesia tentu perlu menyiapkan langkah antisipatif yang matang," kata Dwi.

Dia menuturkan saat ini dampak dari konflik sudah terasa. Harga minyak global naik. Menurut Dwi, kenaikan harga tersebut akan memengaruhi harga ICP. Namun, belum melebihi Asumsi Makro ICP dalam APBN 2025 yang ditetapkan yakni sebesar US$82 per barel.

Dia memastikan pemerintah akan terus memantau dinamika konflik di Timur Tengah. Di satu sisi, situasi saat ini pemerintah juga terus berupaya mempercepat pengembangan energi terbarukan sebagai alternatif.

"Peristiwa geopolitik ini juga menjadi momentum untuk mempercepat pengembangan energi baru terbarukan. Konflik di luar negeri adalah faktor eksternal yang tidak bisa kita kendalikan," jelas Dwi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper