Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Kapal Tanker Raksasa Putar Balik di Selat Hormuz Usai AS Serang Iran

Sejumlah kapal tanker raksasa menghindari Selat Hormuz usai Amerika Serikat (AS) menyerang Iran.
Kapal pengangkut minyak dan gas/dok. website Pertamina EP
Kapal pengangkut minyak dan gas/dok. website Pertamina EP

Bisnis.com, JAKARTA — Dua supertanker berkapasitas 2 juta barel minyak mentah putar balik di Selat Hormuz. Hal ini dilakukan usai Amerika Serikat (AS) menyerang tiga fasilitas nuklir Iran.

Serangan itu membuat konflik di Timur Tengah semakin memanas. Bahkan, jalur pengiriman minyak di Selat Hormuz pun terancam dan dihindari.

Dilansir dari Bloomberg, dua supertanker itu adalah Coswisdom Lake dan South Loyalty. Data pelacakan menunjukan dua kapal raksasa itu mengubah arah sebelum memasuki Selat Hormuz, Minggu (22/6/2025) waktu setempat.

Dua kapal yang belum terisi muatan itu lantas berlayar ke arah selatan, menjauh dari muara Teluk Persia. Langkah yang diambil kedua kapal tersebut menjadi sinyal pertama pengalihan rute imbas serangan AS.

Bloomberg melaporkan, kapal-kapal pengangkut minyak lain diprediksi turut menghindari Selat Hormuz. Apalagi, Pemilik dan pedagang kapal tanker minyak mencermati dengan saksama tanda-tanda bahwa eskalasi di Timur Tengah akan memengaruhi rute pelayaran.

Kementerian Perkapalan Yunani bahkan sudah mengeluarkan pemberitahuan yang menyarankan kapal-kapalnya untuk menghindari Selat Hormuz. Sebagai gantinya, kapal-kapal itu diminta berlindung di pelabuhan yang aman sampai situasi tenang.

Di satu sisi, Pemerintahan Iran sedang dalam pembahasan untuk menutup Selat Hormuz. Penutupan ini telah dibahas oleh Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu, di mana mereka telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran. 

"Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup," kata Mayor Jenderal Esmaeli Kowsari, anggota Komisi Keamanan Nasional di Parlemen Iran, sebagaimana disiarkan televisi Iran Press TV.

Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia.

"Keputusan akhir mengenai hal tersebut akan ditetapkan oleh Dewan Keamanan Tertinggi Nasional," kata dia, merujuk pada otoritas keamanan tertinggi di Iran.

Selat Hormuz, yang terletak di antara Oman dan Iran, menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Selat ini memiliki panjang hampir 161 kilometer (km) dan lebar 34 km pada titik tersempitnya, dengan jalur pelayaran di setiap arah hanya selebar 3 km. 

Selat Hormuz cukup dalam dan lebar untuk dilalui kapal tanker minyak mentah terbesar di dunia dan merupakan salah satu jalur minyak paling penting di dunia. 

Volume minyak yang mengalir melalui selat ini sangat besar. Jika selat ditutup, hanya sedikit jalur alternatif perdagangan minyak yang tersedia.

Berdasarkan data U.S. Energy Information Administration (EIA), pada 2024, aliran minyak melalui Selat Hormuz rata-rata mencapai 20 juta barel per hari (bph), atau setara dengan sekitar 20% dari konsumsi minyak bumi global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper