Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menkeu Sri Buka Opsi Tambah Utang jika Defisit APBN Melebar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan tetap menerbitkan surat utang sesuai target APBN 2025.
Tangkapan layar menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melantik pejabat eselon I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (25/5/2025)./YouTube Kementerian Keuangan RI
Tangkapan layar menampilkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat melantik pejabat eselon I Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jumat (25/5/2025)./YouTube Kementerian Keuangan RI

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah akan tetap menerbitkan surat utang sesuai target APBN 2025, meskipun dinamika pasar global menunjukkan volatilitas. Di samping itu, dia tidak menutup kemungkinan adanya penyesuaian di kemudian hari.

Sri Mulyani mengklaim kas negara saat ini cukup kuat untuk menjadi bantalan dalam menghadapi tekanan pasar dan kebutuhan pembiayaan jangka pendek.

“Kami memiliki cadangan kas yang cukup, dan ini memang sudah kami siapkan agar tidak terpojok oleh kondisi pasar global,” ujar Sri Mulyani seperti yang disiarkan kanal YouTube Bloomberg Television, dikutip Kamis (26/6/2025).

Dia menjelaskan dirinya memiliki tugas pengelolaan kas negara seperti merespons fluktuasi nilai tukar, pergerakan imbal hasil (yield), dan kebutuhan arus kas (cash flow) harian pemerintah.

Terkait penerbitan obligasi, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah tetap mengacu pada target pembiayaan defisit APBN sebesar 2,53% terhadap produk domestik bruto (PDB). Jumlah penerbitan surat utang tidak akan berubah secara signifikan, kecuali terjadi pelebaran defisit yang akan dilaporkan ke DPR.

“Kalau misalnya defisit melebar sedikit, seperti tahun lalu menjadi 2,7%, maka penerbitan [surat utang] akan disesuaikan. Tapi kami pastikan itu tetap dalam kerangka yang sudah dikomunikasikan,” jelasnya.

Dengan posisi kas yang terjaga dan strategi komunikasi pasar yang transparan, Sri Mulyani berharap tetap mendapat kepercayaan investor dalam dan luar negeri, sekaligus menjaga stabilitas pasar keuangan domestik.

Adapun, dalam konferensi APBN Kita terbaru, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono melaporkan bahwa pemerintah telah melakukan penarikan utang baru senilai Rp349,3 triliun hingga Mei 2025.

Realisasi tersebut telah mencapai 45% dari total target pembiayaan utang melalui Surat Berharga Negara (SBN) neto dan pinjaman yang senilai Rp775,9 triliun. Dalam periode ini, pemerintah juga melakukan pembiayaan non-utang senilai Rp24,5 triliun. 

Dengan demikian, pembiayaan anggaran hingga Mei 2025 mencapai 324,8 triliun atau 52,7% dari target APBN 2025 senilai Rp616,2 triliun. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper