Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ipsos Sarankan Pengusaha Ubah Startegi untuk Hadapi Kebijakan Tarif Trump

Kebijakan Trump berpotensi memperburuk hubungan antara Indonesia dan AS. Para pengusaha Tanah Air disarankan untuk mengubah strategi pasar.
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg
Presiden AS Donald Trump menunjukkan perintah eksekutif yang telah ditandatangani saat pengumuman tarif di Rose Garden, Gedung Putih, Washington, DC, AS, pada hari Rabu (2/4/2025). Trump memberlakukan tarif pada mitra dagang AS di seluruh dunia, serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil. Fotografer: Jim Lo Scalo / EPA / Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan riset pasar dunia, Ipsos, menyarankan agar pengusaha Indonesia mengubah strategi pasar ditengah langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menjatuhi sanksi tarif resiprokal ke RI.

Berdasarkan survei dalam laporan yang bertajuk “Global Attitudes to President Trump’s Economic Policies” yang menyoroti pandangan masyarakat di 29 negara terhadap dampak kebijakan ekonomi Trump.

Survei ini dilakukan oleh Ipsos melalui platform Global Advisor dan IndiaBus dengan melibatkan 22.734 responden berusia 18–74 tahun dari 29 negara, termasuk Indonesia, selama 25 April—9 Mei 2025. 

Mengacu laporan tersebut, separuh responden Indonesia atau 50% menilai kebijakan Trump berpotensi memperburuk hubungan antara Indonesia dan AS. Kendati demikian, angkanya masih lebih rendah dibandingkan rata-rata global sebesar 54%.

Namun, sebanyak 27% responden Indonesia justru melihat adanya kemungkinan dampak positif terhadap hubungan bilateral kedua negara sebagai hasil dari kebijakan ekonomi tersebut.

Managing Director Ipsos Indonesia Hansal Savla menuturkan dalam menghadapi kebijakan ekonomi Presiden Trump, Indonesia berada di persimpangan jalan.

“Dengan 3 dari 5 warga Indonesia menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak ekonomi global, terdapat kebutuhan yang mendesak bagi pelaku usaha untuk melakukan adaptasi strategis di pasar yang dinamis ini,” kata Hansal dalam keterangan tertulis, Selasa (8/7/2025).

Lebih lanjut, Hansal menyebut masyarakat Indonesia juga mengkhawatirkan kebijakan Trump akan berdampak pada keuangan. Di sisi lain, menurutnya, kebijakan ini justru bisa mendorong pelaku usaha berinovasi.

“Warga Indonesia juga khawatir bahwa kebijakan ini akan berdampak pada kondisi keuangan pribadi mereka, sehingga mendorong pelaku usaha untuk berinovasi, memberikan nilai yang lebih baik, dan menjalin keterlibatan yang lebih bermakna dengan konsumen,” ujarnya.

Survei Ipsos juga menunjukkan adanya kekhawatiran dan keseimbangan pandangan masyarakat di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, menunjukkan sikap yang relatif hati-hati terhadap kebijakan ekonomi Presiden Trump.

“Di Indonesia, 63% responden percaya bahwa kebijakan ini akan berdampak negatif terhadap ekonomi global,” ucapnya.

Hansal menuturkan sikap serupa terlihat di negara-negara tetangga seperti Thailand (55%), Malaysia (58%), serta Singapura dan Jepang (masing-masing 68%). Secara global, sebanyak 61% responden menyatakan pandangan yang sama.

Secara keseluruhan, 58% responden global menilai bahwa kebijakan Trump akan membawa dampak negatif terhadap ekonomi negara mereka sendiri. Di Asia Pasifik, tingkat kekhawatiran ini bervariasi.

Misalnya saja, Jepang mencatat angka tertinggi dengan 69% responden menyatakan kekhawatiran terhadap dampak negatif kebijakan Trump terhadap ekonomi domestik. Disusul oleh beberapa negara di Asia seperti; Singapura (64%), Indonesia (59%), Thailand (55%), dan Malaysia (49%).

“Sementara itu, India menunjukkan tingkat kekhawatiran paling rendah di kawasan ini dengan hanya 25% responden menyatakan hal serupa,” tambahnya.

Selain itu, beberapa negara lainnya juga menunjukkan tingkat kekhawatiran yang tinggi antara lain Korea Selatan (79%), Kanada (75%), dan Jerman (71%).

Menurut Hansal, kondisi ini menandakan bahwa persepsi negatif terhadap kebijakan ekonomi Trump tidak terbatas hanya pada negara tertentu saja, melainkan juga dirasakan luas oleh negara-negara maju maupun berkembang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper