Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Trump Bidik Tarif Impor 200% Produk Farmasi, RI Terdampak?

Pelaku industri farmasi nasional merespons rencana Presiden Donald Trump mengenakan tarif impor hingga 200% atas produk-prpduk farmasi yang masuk ke AS.
Sejumlah obat-obatan produksi Kimia Farma yang menggunakan BBO lokal di pabrik PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP), Cikarang, Senin (3/10/2022)/Bisnis-Dewi Fadhilah Soemanagara.
Sejumlah obat-obatan produksi Kimia Farma yang menggunakan BBO lokal di pabrik PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP), Cikarang, Senin (3/10/2022)/Bisnis-Dewi Fadhilah Soemanagara.

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Biofarmasi dan Bahan Baku Obat (AB3O) memastikan rencana penerapan tarif impor AS 200% atas produk farmasi tidak akan berdampak pada kinerja ekspor industri dalam negeri. Sebab, AS bukan pasar ekspor utama produk farmasi nasional. 

Ketua Umum AB3O FX Sudirman mengatakan ekspor farmasi buatan lokal ke Negeri Paman Sam itu sangat kecil lantaran pasar AS yang sangat protektif. 

“Memang nggak signifikan berpengaruh terhadap industri farmasi nasional,” kata Dirman kepada Bisnis, Rabu (9/7/2025). 

Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor produk farmasi (HS 30) ke Amerika Serikat mencapai US$14.897 dengan volume 397 kg pada periode Januari-April 2025. 

Namun secara nilai, angka tersebut naik dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$8.875, sedangkan secara volume lebih tinggi yakni sebesar 596 kg. 

“Ekspor produk farmasi ke US kecil sekali, paling jamu, misalnya Tolak Angin dan sejenis. Mereka kan sangat protektif, selain itu bahan obat alam, seperti kratom,” jelasnya. 

Produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) memastikan kebijakan Tarif Trump tidak berdampak ke kinerja ekspor perusahaan. 

Direktur Keuangan SIDO Budiyanto Muliohardjo mengatakan pangsa pasar produk Sido Muncul ke AS masih dibawah 1%, jauh dibandingkan dengan negara tujuan ekspor lainnya. Dengan demikian, pemberlakuan tarif oleh Presiden AS Donald Trump tidak akan terlalu berpengaruh ke kinerja total ekspor perseroan.

“Pasar terbesar kami itu ada tiga, Malaysia, Filipina, Nigeria untuk ekspor. Timur tengah ada, cuman lebih kecil dari tiga itu. Terus terang, AS tidak terlalu besar [ekspor],” kata Budiyanto saat ditemui usai agenda Bisnis Indonesia Awards 2025, Senin (30/6/2025). 

Untuk mengantisipasi dampak hilangnya pangsa pasar ekspor AS, pihaknya akan melakukan ekspansi ke pasar-pasar non-tradisional atau negara baru yang belum dijangkau sebelumnya. 

Tak hanya itu, SIDO juga merancang strategi memperluas pasar domestik dan memperkuat pemasaran ke generasi muda agar dapat memiliki kesadaran terhadap produk yang legendaris. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper