Bisnis.com, JAKARTA — Delegasi dari negara-negara Asia tercatat telah menghabiskan waktu sebanyak lebih dari 770 jam perjalanan dan 563.000 kilometer hilir mudik ke Washington demi meraih kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Melansir Bloomberg pada Rabu (9/7/2025), delegasi dari negara-negara Asia menempuh jarak terjauh untuk mencapai ibu kota AS sekaligus menjadi yang paling sering bolak-balik ke Washington. Namun hingga kini, kesepakatan final masih belum tercapai, dan perjalanan mereka diprediksi belum akan berhenti dalam waktu dekat.
Sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif “resiprokal” pada 2 April lalu, delegasi dari negara-negara Asia seperti Jepang, India, dan Indonesia tercatat telah melakukan sedikitnya 20 perjalanan ke Washington.
Jika dijumlahkan, waktu tempuh penerbangan mereka mencapai lebih dari 770 jam, atau setara sebulan penuh terbang di udara, dan melintasi jarak lebih dari 350.000 mil atau 563.270 kilometer. Jarak tersebut setara dengan 14 kali keliling bumi.
Perhitungan tersebut didasarkan pada rute penerbangan komersial paling langsung dari masing-masing ibu kota negara Asia ke Washington, serta informasi publik terkait pertemuan resmi dagang.
Angka tersebut belum mencakup waktu perjalanan tambahan seperti persiapan, perjalanan darat, maupun diskusi virtual atau pembicaraan tidak resmi di sela-sela forum internasional seperti pertemuan G7 di Kanada atau APEC di Korea Selatan awal tahun ini.
Perjalanan para negosiator belum akan berhenti. Dengan Trump menunda penerapan tarif lebih tinggi hingga 1 Agustus, kunjungan baru diperkirakan akan terus terjadi dalam beberapa pekan ke depan.
Negosiator utama Indonesia dijadwalkan tiba di Washington pekan ini, menghadapi ancaman bea masuk sebesar 32%. Bagi beberapa negara, seperti India dan Taiwan, ketiadaan penerbangan langsung ke Washington membuat perjalanan semakin melelahkan.
Berikut rincian waktu tempuh dan jarak perjalanan udara yang telah dicatat oleh para pejabat Asia yang hingga kini masih berupaya meraih kesepakatan dagang dengan AS:
Jepang
Pejabat Jepang menjadi salah satu yang paling aktif dalam perundingan dagang dengan AS, dengan Kepala Negosiator Ryosei Akazawa tercatat tujuh kali terbang ke Washington.
Tokyo bersikap tegas untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan, terutama guna melindungi sektor otomotif dan pertanian. Secara total, jarak tempuh mereka setara lebih dari sepertiga perjalanan ke bulan.
Waktu dan jarak perjalanan: 175 jam terbang dan 94.780 mil (152.533 kilometer) perjalanan
Indonesia
Pejabat Indonesia pekan lalu mengisyaratkan bahwa kesepakatan “berani” dengan AS semakin dekat, setelah pemerintah Trump pada Juni menyatakan telah memperoleh cukup data untuk mengambil keputusan dagang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang memimpin perundingan, dijadwalkan tiba di Washington pada Selasa untuk melakukan pertemuan kedua antara kedua negara terkait isu dagang.
Waktu dan jarak perjalanan: 90 jam terbang dan 40.656 mil (65.429 kilometer) perjalanan.
India
Kepala negosiator dagang India Rajesh Aggarwal dan timnya telah tiga kali terbang ke AS. Trump sempat menyebut kesepakatan dengan India sudah dekat, bahkan menempatkan negara Asia Selatan itu berpotensi bergabung dalam daftar pendek negara yang telah meraih kesepakatan, bersama Vietnam dan Inggris.
Waktu dan jarak perjalanan: 120 jam terbang dan 45.120 mil (72.613 kilometer) perjalanan
Korea Selatan
Pejabat Korea Selatan telah empat kali melakukan kunjungan ke Washington, dua kali di bawah pemerintahan sebelumnya, dan dua kali lagi sejak Presiden Lee Jae Myung serta negosiator baru Yeo Han-koo menjabat.
Pemerintah Korea Selatan menegaskan tidak ingin terburu-buru meneken kesepakatan, namun pekan ini menyatakan akan mengkaji sejumlah regulasi yang menjadi sorotan AS.
Waktu dan jarak perjalanan: 108 jam terbang dan 55.520 mil (89.350 kilometer) perjalanan
Taiwan
Delegasi Taiwan, dipimpin negosiator Yang Jen-ni, telah tiga kali ke Washington, termasuk kunjungan pekan ini. Taiwan belum menerima surat pemberitahuan tarif dari Trump dan masih berharap dapat mencapai kesepakatan dagang yang mungkin mencakup peningkatan impor energi, produk pertanian, dan barang militer dari AS.
Waktu dan jarak perjalanan: 108 jam terbang dan 47.106 mil (75.809 kilometer) perjalanan
Malaysia
Delegasi Malaysia telah dua kali terbang ke Washington. Menghadapi ancaman tarif 25%, Kementerian Investasi, Perdagangan, dan Industri menegaskan komitmennya melanjutkan dialog dengan AS demi mewujudkan perjanjian dagang yang “seimbang, saling menguntungkan, dan komprehensif.” Sebelumnya, pejabat Malaysia cukup optimistis perundingan dapat membuahkan kesepakatan.
Waktu dan jarak perjalanan: 92 jam terbang dan 38.216 mil (61.502 kilometer) perjalanan
China
Pejabat China menjadi salah satu kelompok yang tidak melakukan perjalanan langsung ke Washington untuk negosiasi dagang. Wakil Perdana Menteri He Lifeng justru memilih pergi ke Jenewa dan London untuk keperluan tersebut.
Negosiasi kedua pihak masih berlangsung, dengan tarif AS terhadap China kini berada di kisaran 55%, termasuk bea masuk yang diterapkan sejak masa kepresidenan pertama Trump.
Waktu dan jarak perjalanan: 42 jam terbang dan 20.445 mil (32.903 kilometer) perjalanan.
Thailand
Tim negosiator Thailand yang dipimpin Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira baru sekali secara resmi melakukan perjalanan ke AS, setelah upaya sebelumnya, termasuk di sela Pertemuan IMF-Bank Dunia pada April, gagal terlaksana.
Pichai pada Selasa lalu menyatakan masih optimistis dapat menegosiasikan tarif yang lebih rendah dari angka 36% yang kini membayangi Thailand.
Waktu dan jarak perjalanan: 42 jam terbang dan 17.690 mil (28.469 kilometer) perjalanan.