Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) selama Januari—Juni 2025 telah mengantongi transaksi senilai US$87,04 juta atau setara dengan Rp1,41 triliun (Rp16.214 per dolar AS).
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan nilai transaksi pada paruh pertama 2025 ini terdiri atas pesanan pembelian (purchase order/PO) senilai US$52,70 juta dan potensi transaksi US$34,34 juta.
Mendag Budi optimistis business matching Kemendag dapat terus berkontribusi mengakselerasi ekspor produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Business matching menjadi salah satu strategi konkret dalam menghubungkan UMKM Indonesia dengan buyer internasional. Kemendag memfasilitasi dan menjadi katalisator agar UMKM bisa naik kelas dan berdaya saing global,” kata Budi dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (10/7/2025).
Sepanjang semester I/2025, terlaksana 356 kegiatan business matching yang mencakup 241 sesi presentasi bisnis (pitching) serta 115 pertemuan langsung antara UMKM dan buyer dari berbagai negara.
Budi menuturkan business matching dilaksanakan secara konsisten melalui program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor (UMKM BISA Ekspor).
Baca Juga
Dia mengatakan, business matching difasilitasi Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag bersama 46 perwakilan perdagangan (perwadag) Indonesia di 33 negara mitra. Menurutnya, business matching bertujuan untuk menyiapkan pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar ekspor.
Sementara itu, Direktur Jenderal PEN Fajarini Puntodewi menambahkan, total nilai transaksi business matching tumbuh 26,78% dibandingkan periode Januari–Mei 2025 yang sebesar US$68,65 juta.
“Kami terus berupaya menjadi penghubung strategis antara UMKM dan pasar internasional. Melalui business matching, UMKM tidak hanya menembus pasar, tetapi juga berkembang secara berkelanjutan,” ujar Puntodewi.
Pada Juni 2025, tercatat transaksi senilai US$18,39 juta yang berasal dari 16 buyer dari delapan negara mitra dagang. Pada periode ini pula, sebanyak 140 UMKM berpartisipasi dalam 60 kegiatan business matching.
Adapun sektor yang unggulan yakni fesyen, kopi, cokelat bubuk, dekorasi rumah, produk batik dan furnitur, fiber board, jeli, obat-obatan, serta makanan dan minuman olahan lainnya.
Puntodewi menegaskan komitmen Kemendag untuk terus memperkuat ekosistem ekspor nasional, salah satunya melalui program prioritas Kemendag, yaitu UMKM Bisa Ekspor untuk mendorong ekspor UMKM.
“Kami ingin memastikan UMKM tidak hanya mampu menembus pasar internasional, tetapi menjadi eksportir yang berkelanjutan dan tumbuh menjadi pemain global,” tandasnya.