Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memperluas pasar ekspor di sektor perikanan Indonesia ke Eropa hingga China. Hal ini seiring dengan adanya kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan valuasi potensi ekonomi di sektor perikanan mencapai US$200 miliar. Sayangnya, rata-rata nilai ekspor perikanan Indonesia baru mencapai US$5,5 miliar.
Adapun, Trenggono menuturkan bahwa total ekspor perikanan Indonesia didominasi pasar Amerika Serikat (AS). Di sisi lain, dia menyebut pengenaan tarif Trump akan berdampak pada kegiatan ekspor Indonesia ke Negara Paman Sam.
“Dengan situasi perdagangan Amerika yang sekarang ada sistem kebijakan resiprokal, maka akan berdampak juga kepada kita [Indonesia],” kata Trenggono dalam Rapat Kerja Teknis Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut di Jakarta, Selasa (15/7/2025).
Namun, Trenggono menyebut Indonesia masih memiliki potensi untuk memperluas pasar di tengah adanya ancaman tarif Trump. Salah satunya dengan menyasar pasar Eropa hingga China.
“Namun demikian wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk hampir mencapai 300 juta, dan kemudian potensi Eropa, potensi China di Asia juga begitu besar. Kita tidak cerdas kalau kita tidak mampu bisa berbuat banyak untuk mengambil potensi untuk kepentingan ekonomi kita,” ujarnya.
Baca Juga
Dalam catatan Bisnis, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut proses negosiasi pemerintah Indonesia kepada pemerintah AS terkait dengan tarif impor sebesar 32% masih berproses jelang batas akhir 1 Agustus 2025.
Airlangga mengungkap upaya negosiasi dilanjutkan usai Trump menyampaikan surat kepada Presiden Prabowo Subianto melalui situs Truth Social miliknya. Di mana, produk dan barang-barang dari Indonesia akan tetap dikenakan tarif impor 32%.
Menko Airlangga menyatakan pihak AS menyepakati bahwa proposal negosiasi dagang yang diajukan Indonesia masih berproses lanjutan. Dia berharap, apa yang ditawarkan Indonesia di atas meja negosiasi itu bisa difinalisasi dalam waktu tiga pekan ke depan sebelum deadline awal bulan depan.
“Kemarin dalam pertemuan di Amerika dengan Secretary Lutnick maupun Ambassador Greer dari USTR [United States Trade Representative] itu menyepakati bahwa apa yang diusulkan oleh Indonesia berproses lanjutan. Jadi tiga minggu ini diharapkan finalisasi daripada fine tuning daripada proposal, dan fine tuning daripada apa yang sudah dipertukarkan,” ujar Airlangga di sela-sela kunjungan Presiden Prabowo di Brussel, Belgia, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (13/7/2025).