Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meresmikan Kadin Global Engagement Office (KGEO) sebagai upaya mendorong ekspor, investasi, dan penciptaan lapangan kerja di tengah gejolak ekonomi global.
Peluncuran KGEO yang dilakukan bersamaan dengan kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Paris, Prancis ini menandai langkah konkret Kadin dalam menjembatani kepentingan dunia usaha Indonesia dengan ekosistem global. Inisiatif ini diharapkan menjadi motor penggerak keterlibatan pelaku usaha nasional dalam arus perdagangan dan investasi internasional yang makin dinamis.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan bahwa Kadin akan berperan aktif dalam memperkuat diplomasi ekonomi, khususnya di bidang perdagangan dan investasi, guna memastikan kepentingan pelaku usaha nasional terwakili di kancah global.
“Hari yang spesial karena kita ke Prancis diundang jadi tamu kehormatan. Kita meluncurkan KGEO karena melihat pemerintah sangat aktif secara internasional untuk membangun diplomasi. Tapi Kadin fokus pada perdagangan dan investasi,” ujarnya pada Senin (14/7/2025).
Dia menegaskan bahwa KGEO hadir untuk menciptakan narasi yang konsisten bagi dunia usaha, yang pada akhirnya akan bermuara pada pertumbuhan ekspor, investasi, dan penciptaan lapangan kerja.
Kadin menilai peluncuran KGEO dilakukan pada waktu yang tepat, di tengah ketidakpastian global dan ketegangan tarif antara negara-negara besar. Di sisi lain, Indonesia justru berhasil memperkuat kerja sama strategisnya dengan Uni Eropa melalui penandatanganan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Baca Juga
“Presiden kemarin memberi sinyal positif dengan inagurasi IEU–CEPA. Ini [Eropa] pasar yang sangat besar. Impor barang ke Eropa itu US$7 triliun atau dua kali lipat dari AS. Namun, Indonesia belum terlalu memanfaatkan. Dengan tarif nol persen, tentu akan sangat bermanfaat,” kata Anindya.
Melalui KGEO, Kadin ingin membantu perusahaan nasional, baik skala besar maupun UMKM, untuk naik kelas, memperluas jejaring global, dan mempercepat penetrasi ke pasar ekspor. KGEO juga diharapkan menjadi penghubung antara pelaku usaha dan peluang investasi lintas negara.
“Output dari KGEO adalah perdagangan naik, investasi naik, tenaga kerja naik. Jadi ujungnya ke tiga hal itu,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Kadin juga akan membentuk pusat akselerasi ekspor untuk mendukung implementasi berbagai perjanjian dagang. Pusat ini akan memfasilitasi edukasi, sosialisasi, dan pemanfaatan peluang yang tersedia bagi dunia usaha.
Selain fokus ke pasar Eropa, Kadin juga mulai menjajaki potensi kawasan Eurasia dan Asia Tengah. Anindya menilai pasar-pasar ini membuka ruang baru bagi ekspansi perdagangan Indonesia di tengah pergeseran geopolitik dunia.
Peluncuran KGEO didorong oleh tiga pertimbangan utama. Pertama, kebutuhan untuk memperluas posisi Indonesia dalam percaturan geopolitik global. Kedua, dinamika perubahan rantai pasok internasional akibat ketegangan perdagangan dan konflik geopolitik, terutama antara Amerika Serikat dan China. Ketiga, komitmen terhadap visi Indonesia Emas 2045.
Kunjungan kepala negara ke Prancis berlangsung di tengah pengumuman tarif impor baru dari Amerika Serikat, yang semakin menambah ketidakpastian ekonomi global di tengah konflik geopolitik Timur Tengah.
Menanggapi situasi tersebut, Anindya menyatakan bahwa kondisi ini memang menantang, karena Indonesia berisiko terjepit di antara kepentingan blok Barat dan Timur.
"Tetapi skenario yang lebih baik adalah jika Indonesia bisa berkawan dengan keduanya dan mendapatkan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat dan dunia usaha," tandasnya.