Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Pekan Depan Hadapi Risiko Guncangan Efek Tarif Trump

Wall Street pekan depan menghadapi risiko volatilitas akibat sentimen tenggat tarif Trump, pertemuan Federal Reserve, dan laporan keuangan teknologi besar.
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ilustrasi bendera AS dengan label tarif./Reuters-Dado Ruvic
Ringkasan Berita
  • Pekan depan, pasar saham AS menghadapi risiko volatilitas akibat tenggat waktu kebijakan tarif impor baru yang ditetapkan oleh Presiden Trump hingga 1 Agustus 2025.
  • Investor juga mengantisipasi pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve, laporan ketenagakerjaan bulanan, dan laporan keuangan dari perusahaan teknologi besar seperti Apple, Microsoft, dan Amazon.
  • Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite telah mengalami kenaikan signifikan sejak April, namun valuasi saham yang tinggi membuat pasar rentan terhadap potensi kekecewaan.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Sentimen The Fed

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan kebijakan Rabu mendatang, seiring para pejabat menunggu data lebih lanjut untuk melihat apakah tarif akan memperburuk tekanan inflasi sebelum memangkas suku bunga lebih lanjut.

Namun, ketegangan antara Gedung Putih dan bank sentral mengenai arah kebijakan moneter meningkat. Trump berulang kali mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell karena tidak menurunkan suku bunga. Dua gubernur Fed yang ditunjuk oleh Trump bahkan menyatakan dukungan terhadap pemangkasan suku bunga bulan ini.

Pekan depan juga akan dipenuhi laporan keuangan perusahaan besar, termasuk Apple, Microsoft, Amazon, dan Meta Platforms—empat dari “Magnificent Seven” yang memiliki bobot besar terhadap indeks utama berkat kapitalisasi pasar yang masif.

Hingga saat ini, sekitar 30% perusahaan dalam indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangannya. Menurut LSEG IBES, laba kuartal II/2025 diperkirakan naik 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, melampaui proyeksi awal sebesar 5,8% pada 1 Juli.

Pekan perdagangan akan ditutup dengan laporan ketenagakerjaan bulanan AS pada Jumat (1/8/2025). Berdasarkan data Reuters hingga Kamis, ekonomi AS diperkirakan menciptakan 102.000 lapangan kerja baru pada Juli, menurun dari 147.000 pada Juni.

“Kita telah melihat data ekonomi yang relatif kuat, bahkan menunjukkan percepatan moderat pada Juni. Saya pikir pasar sudah mencerminkan hal tersebut dalam harga,” pungkas Miskin.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro