Bisnis.com, JAKARTA — Bangladesh meniru pendekatan dagang Indonesia dengan Amerika Serikat untuk menekan tarif ekspor ke AS yang lebih murah. Negara itu menawarkan pembelian 25 jet dari Boeing Co sebagai bagian strategi membujuk pemerintahan Presiden Donald Trump agar menurunkan tarif terhadap barang-barang asal negaranya.
"Kami telah membuat komitmen yang dapat kami penuhi. Pembelian Boeing adalah bagian dari itu," ujar Menteri Perdagangan Bangladesh Mahbubur Rahman pada Minggu (27/7/2025) seperti dikutip dari Bloomberg.
Menurut Rahman, pembelian pesawat Boeing menjadi bagian dari strategi komprehensif Bangladesh untuk mendapatkan perlakuan dagang yang lebih baik dari AS. "Jika mereka membandingkan penawaran kami dengan yang lain, seharusnya kami mendapatkan kesepakatan yang lebih baik," ujarnya.
Delegasi Bangladesh yang dipimpin oleh Penasihat Perdagangan Sk. Bashir Uddin dijadwalkan bertemu dengan perwakilan Perdagangan AS pada 29–31 Juli, hanya beberapa hari sebelum struktur tarif baru berlaku mulai 1 Agustus.
Sebelumnya, Presiden Trump menetapkan tarif sebesar 35% untuk produk impor dari Bangladesh, negara pemasok garmen utama ke pasar AS. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tarif untuk negara-negara tetangga, seperti Vietnam (20%), Indonesia (19%), dan Filipina (19%).
Rahman menyebut bahwa Bangladesh menggunakan pendekatan mirip dengan Indonesia yang sebelumnya menyepakati pembelian 50 jet Boeing. "Kami menawarkan paket yang serius," tegasnya.
Baca Juga
Meski demikian, dia menyadari pemesaran ini baru akan terealisasi beberapa tahun mendatang seiring rumitnya pengerjaan di pabrik Boeing.
Selain pesawat, Bangladesh juga memperluas pembelian komoditas penting dari AS. Pekan lalu, Dhaka meneken nota kesepahaman untuk mengimpor 700.000 ton gandum per tahun selama 5 tahun dari petani AS. Rahman menyatakan, pembelian itu akan diikuti dengan peningkatan impor kapas dan kedelai.
"Kami juga meningkatkan impor kapas dan kedelai karena ini akan lebih efektif dalam mengurangi kesenjangan perdagangan kami, karena kami membutuhkannya sepanjang tahun," jelasnya.
Upaya ini merupakan bagian dari strategi pemerintah Bangladesh untuk memperkecil surplus perdagangan barang dengan AS yang saat ini mencapai US$6 miliar.
Rahman menegaskan bahwa paket dagang yang ditawarkan Bangladesh yakni perpaduan antara impor komoditas besar dan kesepakatan Boeing seharusnya mendapatkan perlakuan tarif yang lebih baik daripada Vietnam.
“Jika mereka memperhitungkan komitmen kita terhadap komoditas penting, persentase kita seharusnya lebih baik daripada Vietnam,” pungkasnya