Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KNKT: Praktik Tarif Angkutan Barang ODOL Perlu Intervensi Pemerintah

KNKT menyoroti perlunya intervensi pemerintah dalam tarif angkutan barang untuk mengatasi truk ODOL. Dominasi transportasi jalan menghambat logistik nasional.
Truk bermuatan berlebih melintas di Jakarta, Minggu (29/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Truk bermuatan berlebih melintas di Jakarta, Minggu (29/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Ringkasan Berita
  • KNKT menekankan perlunya intervensi pemerintah dalam pengaturan tarif angkutan barang untuk mengatasi masalah truk Over Dimension Over Load (ODOL) di Indonesia.
  • Tarif angkutan barang saat ini sangat dipengaruhi oleh pemilik barang, menyebabkan ketidakpastian usaha transportasi dan mendorong praktik ODOL untuk menekan biaya.
  • Pengembangan sistem antarmoda transportasi diperlukan untuk mengurangi ketergantungan pada angkutan jalan dan mengoptimalkan rantai pasok logistik nasional.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyoroti pentingnya intervensi pemerintah dalam pengaturan tarif angkutan barang sebagai langkah strategis untuk mengatasi masalah truk Over Dimension Over Load (ODOL) yang masih marak terjadi di Indonesia.

“Masalah tarif angkutan barang, tarif ini kita tawar-menawarnya ada di tangan pemilik barang, jadi agak susah mengendalikannya, jadi memang pemerintah harus melakukan intervensi di sini, bagaimana mengatur agar tarif angkutan barang ini menjamin keuangan yang berkelanjutan,” ujar Penyelidik Senior KNKT Ahmad Wildan ditemui usai diskusi HINO x Forwot di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, ICE BSD City, Tangerang, Senin.

Persoalan tarif angkutan barang menjadi hambatan dalam pengendalian ODOL. Saat ini, tarif angkutan barang sangat dipengaruhi oleh pemilik barang yang memiliki kekuatan tawar cukup besar.

Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian keberlangsungan usaha perusahaan transportasi, yang pada akhirnya berkontribusi pada praktik ODOL demi menekan biaya.

Wildan juga mengingatkan bahwa pengembangan sistem antarmoda transportasi menjadi hal yang tidak kalah penting untuk mengurangi ketergantungan pada angkutan jalan dan mengoptimalkan rantai pasok logistik nasional.

Menurutnya, tantangan utama yang dihadapi sistem logistik nasional saat ini terletak pada dominasi transportasi jalan raya, seperti truk, sementara moda transportasi lain seperti kereta api dan kapal penyeberangan belum dimanfaatkan secara optimal.

“Tulang punggung daripada sistem rantai pasok logistik kita itu keliru, yakni 98 persen berbasis pada jalan, kita tidak menggunakan kereta api, tidak juga menggunakan kapal penyeberangan yang memadai, sehingga semuanya bertumpu pada kendaraan darat,” kata Wildan.

Diketahui Pemerintah Indonesia tengah menggencarkan program “Zero ODOL” untuk menghilangkan praktik truk yang membawa muatan berlebih (ODOL) dan melanggar batas dimensi kendaraan.

Tujuan utama Zero ODOL adalah untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas, mengurangi kerusakan jalan, dan menciptakan persaingan usaha yang lebih sehat dalam industri logistik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro