Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) hingga saat ini belum melihat adanya dampak signifikan imbas konflik Thailand dan Kamboja, terhadap sektor pariwisata Indonesia.
Namun, Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyampaikan, pemerintah terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan di industri pariwisata, guna mengantisipasi potensi pergerakan wisatawan lintas negara di kawasan Asean.
“Kami tetap fokus mengkomunikasikan nilai tambah yang dimiliki Indonesia, seperti keberagaman budaya, alam, dan kualitas layanan yang lebih terfokus pada pariwisata regeneratif,” jelas Ni Luh kepada Bisnis, Rabu (30/7/2025).
Ni Luh menuturkan, Indonesia merupakan salah satu destinasi yang aman di dunia. Pada 2020, dia menyebut pemerintah telah menyusun Peraturan Menteri Pariwisata terkait penyediaan tenaga keselamatan dalam penyelenggaraan pariwisata.
Aturan itu tercantum dalam Permenparekraf No.13/2020 tentang Standar Kegiatan Usaha pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Pariwisata.
Secara umum, Ni Luh mengatakan bahwa regulasi ini mewajibkan penyediaan tenaga keselamatan di berbagai sektor pariwisata, termasuk daya tarik wisata, akomodasi, dan usaha perjalanan wisata.
Baca Juga
Kemenpar juga terus berupaya mengaktifkan narasi Indonesia sebagai destinasi yang aman, ramah, dan mengimplementasikan wisata regeneratif.
“Narasi ini diharapkan mampu memperkuat kepercayaan wisatawan mancanegara yang makin sadar akan aspek keberlanjutan,” ujarnya.
Ni Luh mengatakan, Kemenpar telah merancang sejumlah inisiatif untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata mancanegara. Diantaranya, fokus melakukan segmentasi pemasaran secara agresif, mempromosikan keselamatan dan kenyamanan, serta kolaborasi dengan agen dan operator wisata global.
Selain itu, mempercepat visa dan dukungan logistik, mempromosikan destinasi alternatif, hingga aktif memberikan informasi terkini tentang kondisi di Indonesia, termasuk kegiatan, festival, dan promosi menarik yang bisa menjadi pertimbangan utama wisatawan.
“Dengan pendekatan yang adaptif dan strategis ini, kami berharap Indonesia dapat menjadi pilihan utama bagi wisatawan global yang mencari destinasi yang aman, beragam, dan berkesan di Asia Tenggara,” pungkasnya.