Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale (INCO) Produksi Nikel Matte 35.584 Ton di Semester I/2025, Naik Tipis

Vale Indonesia (INCO) mencatatkan produksi nikel matte 35.584 ton pada semester I/2025, naik 2% dari periode yang sama tahun lalu.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan peningkatan volume produksi nikel matte sebesar 12% menjadi 18.557 metrik ton pada kuartal II/2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu 16.576 metrik ton.

Secara akumulasi, produksi nikel dalam matte Vale sepanjang semester I/2025 mencapai 35.584 metrik ton, naik 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 34.774 metrik ton.

Seiring peningkatan produksi, pengiriman nikel matte Vale juga meningkat dari 17.096 ton pada kuartal I/2025 menjadi 18.023 ton pada kuartal II/2025.

Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer INCO Abu Ashar mengatakan, perseroan optimistis terhadap prospek produksi ke depan. Perusahaan pun menargetkan total produksi nikel matte sekitar 71.234 ton untuk 2025 ini, meningkat dari target tahun lalu.

"Hal ini mencerminkan kinerja operasional yang stabil dan peningkatan efisiensi produksi," kata Abu Ashar melalui keterangan resmi, Kamis (31/7/2025).

Dia pun menuturkan, harga realisasi rata-rata nikel matte pada kuartal II/2025 mencapai US$12.091 per ton, sedikit meningkat dibandingkan US$11.932 pada kuartal sebelumnya.

Menurutnya, kenaikan harga yang moderat, dikombinasikan dengan volume pengiriman yang lebih tinggi, berkontribusi pada peningkatan total pendapatan, yakni mencapai US$220,2 juta pada kuartal II/2025. Angka ini meningkat 7% dari kuartal sebelumnya, yakni US$206,5 juta.

"Di sisi lain, selain penerapan royalti baru, keputusan kami untuk mempercepat jadwal pemeliharaan terencana [sekitar 20 hari] mulai paruh kedua tahun 2025 juga berdampak pada operasi triwulan kedua kami," imbuh Abu Ashar.

Namun, kata dia, INCO berhasil mempertahankan EBITDA pada tingkat yang sehat sebesar US$40,0 juta dengan laba bersih positif sebesar US$3,5 juta untuk kuartal II/2025.

Sementara itu, Direktur dan Chief Financial Officer Rizky Putra berharap dapat mengoptimalkan tingkat produksi untuk paruh kedua tahun ini.

"Kami akan memiliki baseline yang lebih kuat mulai paruh kedua tahun ini. Kami telah mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan para pelanggan," katanya.

Rizky juga menyebut, INCO memperoleh persetujuan untuk revisi rencana kerja dan anggaran belanja (RKAB) sekitar 2,2 juta ton bijih saprolit dari Blok Bahodopi. Perkembangan ini diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak aliran pendapatan dan memperkuat baseline INCO ke depannya.

Di sisi lain, INCO mencatat kas dan setara kas mencapai US$506,7 juta pada kuartal II/2025, turun dari US$601,4 juta dibanding kuartal sebelumnya.

Menurut Rizky, penurunan ini mencerminkan belanja modal sekitar US$96,4 juta pada kuartal II/2025, dibandingkan dengan US$128,1 juta pada kuartal I/2025.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro