Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat dan China makin mendekati kesepakatan soal pasokan magnet tanah jarang, seiring dengan perpanjangan gencatan tarif dan meredanya ketegangan perdagangan antara kedua negara.
Melansir Bloomberg pada Senin (4/8/2025) Perwakilan Dagang Amerika Serikat Jamieson Greer menyatakan bahwa komponen industri strategis itu menjadi fokus utama dalam negosiasi di Stockholm pekan lalu, yang menurut pihak Beijing menghasilkan perpanjangan gencatan tarif antara kedua ekonomi raksasa tersebut.
Tanpa merinci lebih jauh, dia menyebut AS telah memperoleh komitmen pasokan dari China.
“Kami berfokus untuk memastikan aliran magnet dari China ke Amerika Serikat, termasuk rantai pasoknya, dapat kembali berjalan lancar seperti sebelum kontrol diberlakukan dan saya kira saat ini kami sudah mencapai setengah jalan," kata Greer.
Pernyataan itu muncul sekitar empat bulan setelah China menerapkan kontrol ekspor atas magnet tanah jarang—komponen penting untuk peralatan rumah tangga hingga rudal—sebagai balasan atas ancaman tarif dari AS. Beijing telah sepakat mempercepat pengiriman setelah Washington menangguhkan tarif tinggi terhadap ekspor China.
Presiden AS Donald Trump disebut akan mengambil keputusan akhir terkait kelanjutan gencatan tarif yang akan berakhir pada 12 Agustus mendatang.
Baca Juga
“Ada sejumlah isu teknis yang sedang kami bahas, dan kami juga berdiskusi dengan Presiden soal hal ini,” ujar Greer.
Menurut data bea cukai terbaru, pengiriman magnet tanah jarang dari China ke AS melonjak menjadi 353 ton pada Juni, dari hanya 46 ton pada Mei. Namun, total volume tersebut masih jauh di bawah angka sebelum kontrol ekspor diberlakukan pada awal April.
Greer sebelumnya menyampaikan bahwa tim perdagangan Trump berharap pembahasan soal magnet segera rampung, setelah dirinya dan Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyelesaikan putaran ketiga pembicaraan perdagangan dengan China di Stockholm pada akhir Juli.
Dia melanjutkan, setelah isu magnet diselesaikan, pembahasan bisa berlanjut ke hubungan dagang yang lebih luas antara AS dan China.
Perundingan tersebut telah membantu meredakan ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia, meski sejumlah friksi masih berlanjut, termasuk terkait pembatasan ekspor cip kecerdasan buatan (AI) canggih dari AS ke China.
Otoritas Beijing pada Kamis lalu memanggil Nvidia Corp. untuk membahas dugaan kerentanan keamanan pada chip H20. Pemerintahan Trump sebelumnya berjanji akan mencabut pembatasan ekspor teknologi kelas menengah ke China, langkah yang memicu spekulasi akan tercapainya kesepakatan dagang yang lebih luas.
Administrasi Siber China (CAC) mengutip pernyataan sejumlah anggota parlemen AS soal kebutuhan memasang alat pelacak pada chip canggih yang dijual ke luar negeri.
CAC meminta staf perusahaan teknologi tersebut untuk menjelaskan potensi risiko serta menyerahkan dokumen yang relevan, meski tidak merinci lebih lanjut.